Bos IndoStrategic: Duet Anies-Cak Imin Problematik

Bos IndoStrategic: Duet Anies-Cak Imin Problematik

Eva Safitri - detikNews
Jumat, 01 Sep 2023 08:16 WIB
Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam (Dok istimewa)
Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam. (Dok istimewa)
Jakarta -

Duet Anies Baswedan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) diungkap oleh Partai Demokrat. Bagaimana kans kemenangan duet keduanya di Pilpres 2024?

Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam, menilai kans kemenangan duet Anies-Cak Imin menjadi problematik. Sebab, elektabilitas keduanya yang sama-sama lemah.

"Potensi kemenangan pasangan Anies-Imin agak problematik. Karena lemahnya elektabilitas Anies kurang terbantu oleh elektabilitas Cak Imin yang belum optimal," kata Umam kepada wartawan, Kamis (31/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umam menilai mesin politik yang dimiliki PKB yakni kaum Nadliyin juga tidak akan berjalan optimal jika mendukung Anies capres. Sebab menurutnya, PKB sudah membawa nama Prabowo dalam satu tahun belakangan ini. Terlebih kata Umam, para kiai dan sesepuh juga sudah terlanjur mendukung Prabowo.

"Jika Anies mempercayai pentingnya kekuatan politik Nahdliyin untuk menutupi catatan politik identitas saat Pilkada DKI Jakarta 2017, dengan mengambil Cak Imin sebagai cawapresnya, maka mesin politik Nahdliyin Cak Imin susah optimal karena selama satu tahun terakhir ini, PKB betul-betul menjual habis Prabowo ke para kiai sepuh dan simpul-simpul pesantren di semua jaringan Nahdliyin, sembari meyakinkan bahwa Prabowo tokoh pemersatu dan kelompok Islam kanan-konservatif saat ini berada di kubu Anies Baswedan, maka hal itu akan sangat merepotkan mesin politik PKB,"

ADVERTISEMENT

"Para kiai sepuh yang selama 1 tahun terakhir ini sudah telanjur mendukung Prabowo, kini harus diubah haluannya untuk mendukung Anies yang selama ini dia anggap sebagai pengeksploitasi politik identitas. Artinya langkah politik Anies agak berat untuk recover elektabilitas. Jangan sampai salah perhitungan," lanjut Umam.

Lebih lanjut, Umam mengatakan kaburnya PKB dari koalisi pro Prabowo akan memperkuat peluang Gibran Rakabuming Raka dan Erick Thohir menjadi cawapres Prabowo. "Kaburnya PKB ke sisi Nasdem membuka kesempatan bagi Erick Thohir dan Gibran untuk menjadi Cawapres pendamping Prabowo," ujarnya.

Umam menilai mencuatnya duet Anies-Cak Imin akan mengubah peta koalisi. Menurutnya, partai koalisi lain akan menarik Demokrat untuk bergabung.

"Di sisi lain, bubarnya Koalisi Perubahan memunculkan spekulasi sikap politik PKS dan Partai Demokrat. PKS sendiri kemungkinan bisa tetap mendukung Anies karena kabarnya telah menerima logistik dan juga mendapatkan coat-tail effect dari pencapresan Anies," ucapnya.

"Namun Demokrat tampaknya akan mengevaluasi total skema koalisi perubahan. Ini akan menjadi peluang yang baik bagi PDIP untuk merangkul Partai Demokrat untuk memperkuat pencapresan Ganjar Pranowo. Di sisi lain, Prabowo yang baru saja kehilangan PKB tentu juga berusaha mendekati Demokrat dan PKS yang jelas-jelas punya sejarah dukungan dalam Pilpres sebelumnya," lanjut Umam.

Simak juga 'PPI: Sejak Awal NasDem Tak Inginkan AHY Jadi Cawapres Anies':

[Gambas:Video 20detik]

(eva/dnu)



Hide Ads