Gubernur Jawa Tengah yang juga bacapres dari PDIP Ganjar Pranowo mengungkap alasannya 'mesra' dengan Menhan yang juga bacapres dari Gerindra Prabowo Subianto saat mendampingi Presiden Jokowi. Ganjar mengatakan kemesraan itu penting ditunjukkan agar suasana damai.
"Ya namanya juga ketemu temen, ya peluk-peluk, salam-salam, haha hehe. Itu penting biar suasana damai gitu ya," kata Ganjar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2023).
Ganjar juga menanggapi soal Jokowi yang saat itu merespons kemesraannya dengan Prabowo dengan acungan jempol. Menurut Ganjar, Jokowi memang suka memberikan jempol untuk semua orang. Apalagi, kata dia, saat itu banyak warga yang senang melihat kedatangannya dan Prabowo bersama Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Jokowi mah semua dikasih jempol. Beliau bagus maksudnya masyarakat seneng ngeliat ada saya, ada Pak Prabowo, dijempolin. Masyarakat teriak2, 'ya ya ya, Pak Ganjar Pak Prabowo'," tutur dia.
Lebih lanjut, menurut Ganjar, kemesraannya dengan Prabowo itu sekaligus menepis isu-isu yang ada di media sosial. Namun, Ganjar tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini.
"Semuanya kan terkesan baik. Tidak seperti yang ramai di medsos. Kita bisa kok ciptakan sesuatu yang damai dan adem," kata Ganjar.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mampir menyapa pedagang dan warga di Pasar Tradisional Grogolan Baru, Kelurahan Landungsari Kota Pekalongan, Jateng. Jokowi didampingi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengecek kebutuhan bahan pokok.
Pada momen blusukan itu, Prabowo terlihat merangkul Ganjar yang berada di sebelahnya. Keduanya pun lantas berpose dengan mengepalkan tangan. Keduanya juga berpose salam komando. Ganjar dan Prabowo tersenyum sambil menghadap ke arah warga.
Jokowi kemudian menghampiri Prabowo dan Ganjar. Jokowi lalu menunjuk keduanya yang sedang berpose salam komando.
Jokowi terlihat seperti sedang berinteraksi dengan warga saat menunjuk Prabowo dan Ganjar. Setelah itu, Jokowi pun mengacungkan jempol ke arah warga.
(mae/idn)