Anies Kritik Biaya Kuliah Tinggi: Apa Mau Diteruskan Komersialisasi Ini?

Anies Kritik Biaya Kuliah Tinggi: Apa Mau Diteruskan Komersialisasi Ini?

Anggi Muliawati - detikNews
Selasa, 29 Agu 2023 16:02 WIB
Jakarta -

Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan berbicara terkait biaya kuliah yang semakin melonjak tinggi. Anies menyoroti komersialisasi di perguruan tinggi.

Hal itu disampaikan Anies ketika menjadi pembicara dalam Kuliah Kebangsaan di Fisip UI, Selasa (29/8/2023). Mulanya, seorang mahasiswa menyatakan kekhawatirannya terkait kepastian karier ditambah dengan biaya kuliah yang terus melonjak.

"Mahasiswa dihadapi ketidakpastian karier. Gagasan Mas Anies terkait karier yang setara, jadi bagaimana pemerataan karier ke depan? Salah satu kajian di FISIP, masalah utama perguruan tinggi komersialisasi, temen-temen rasakan biaya operasional tinggi," tanya mahasiswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merespons itu, Anies mengaku sudah menyoroti perihal masalah uang kuliah pada 1997. Anies mengatakan sektor pendidikan jangan dipandang sebagai biaya.

"Komersialisasi perguruan tinggi setuju, saya nulis ini tahun 1997. Industrialisasi perguruan tinggi 1997 sudah masuk, sekarang kita rasakan dampaknya. Perguruan tinggi, pendidikan yang dikeluarkan negara semua jangan dipandang biaya tapi investasi," kata Anies.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, negara tidak perlu ragu mengeluarkan anggaran untuk perguruan tinggi. Hal itu, kata Anies, agar perguruan tinggi dapat menjadi tempat pendidikan hingga pengembangan ilmu.

"Tidak usah ragu keluarkan anggaran cukup agar perguruan tinggi bisa jadi tempat pendidikan, pelatihan, pengembangan ilmu. Negara yang harus hadir," ujarnya.

Anies mengatakan sektor pendidikan jangan dipandang untuk bisnis. Terutama memandang mahasiswa sebagai customer.

"Biaya kuliah yang sekarang tinggi harus diubah murah, terjangkau, oleh seluruh warga Indonesia. UKT. Supaya pengelola ini fokus pada pengembangan ilmu, bukan semata bisnis. Kalau tidak mahasiswa dipandang customer," jelasnya.

"Dimulai dari rektor, dekan, tapi pemerintah pusat dan untuk Indonesia, nilai yang dialokasikan nggak sebanding manfaat yang kita dapat. Kita dulu dapat biaya murah. Bukan siapa-siapa bisa kuliah UI, UGM. Ini harus kita kembalikan. Rekrutmen meritokrasi, biaya justru ditanggung negara sebagai investasi," sambungnya.

Anies mengatakan harus ada perubahan di sektor pendidikan. Dia mendorong adanya perubahan untuk keadilan.

"Perubahan? Apa mau diteruskan komersialisasi ini? Apa nggak mau diubah? Kalau nggak mau diubah, nggak usah ada perubahan. Perubahan justru ingin ubah agar keluarga Indonesia menuhi kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dengan harga terjangkau, setara," tuturnya.

"Perubahan yang kita dorong terkait keadilan. Kebijakan harus aspek keadilan. Kalau ada aspek keadilan, setiap susun kebijakan ada pernyataan, sudahkan kebijakan penuhi aspek keadilan? Maka mindset berubah. Ini yang kita ingin bawa," imbuh Anies.

(amw/maa)



Hide Ads