Pesan Duo Fahri-Fadli untuk Budiman Sudjatmiko yang Dipecat PDIP

Pesan Duo Fahri-Fadli untuk Budiman Sudjatmiko yang Dipecat PDIP

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 26 Agu 2023 07:43 WIB
Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah saat rapat membahas proses pemulihan dan rehabilitasi bagi daerah-daerah yg terdampak bencana.
Fahri Hamzah dan Fadli Zon saat sama-sama memimpin DPR RI. (Twitter @fadlizon)

"Tapi Budiman kan seorang yang punya jejak sejarah yang panjang sebagai seorang aktivis. Saya kira menghadapi yang seperti itu hal yang biasa aja," ujarnya.

Ketua BKSAP DPR RI ini pun menuturkan akan menunggu langkah selanjutnya dari Budiman. Fadli Zon menekankan jika partainya terbuka untuk Budiman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ke depan kan kita tunggu saja apa keputusannya, apakah tidak berpartai dulu, apakah nanti mau bergabung dengan salah satu partai, atau bergabung dengan Gerindra," paparnya.

"Kalau Gerindra ya pasti welcome, tapi kan kita tidak ingin ya seolah-olah seperti itu ya. Jadi kita itu tergantung yang bersangkutan," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Pesan Fahri Hamzah

Kawan Budiman lainnya, Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah turut merespons keputusan PDIP yang memecat Budiman Sudjatmiko. Fahri mengaku mengetahui rasanya dipecat partai karena pernah dialaminya dahulu.

"Menarik menonton wawancara-wawancara Mas @budimandjatmiko semoga tetap sehat. Sebagai orang yang pernah dipecat partai, saya mengerti situasinya," kata Fahri dalam cuitan akun X resminya seperti dilihat, Jumat (25/8).

Budiman Sudjatmiko vs Fahri Hamzah Soal Terorisme dan Islam (Tim Infografis detikcom)Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah. (Tim Infografis detikcom)

Terpisah, Fahri memberikan pesan kepada Budiman. Mantan kader PKS ini menyarankan Budiman mengambil jeda dahulu usai dipecat PDIP.

Fahri memandang saat ini Budiman dapat memikirkan keputusannya soal bergabung partai atau mendirikan partai seperti yang dilakukannya saat membangun Partai Rakyat Demokratik (PRD) di era Soeharto dulu.

"Budiman adalah seorang tokoh muda pemberani yang jauh lebih berada di depan di dalam membangun kekuatan politik menghadapi rezim otoriter," kata Fahri.

"Jadi kalau sekarang lebih baik beliau memikirkan suatu jeda yang memungkinkannya bisa membangun kembali kekuatannya. Barulah setelah itu memutuskan bergabung atau sendiri, seperti PRD dulu," imbuhnya.


(rfs/rfs)



Hide Ads