Hillary Lasut Nyaleg dari Demokrat Bikin NasDem Terkejut

Hillary Lasut Nyaleg dari Demokrat Bikin NasDem Terkejut

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 22 Agu 2023 08:30 WIB
Hillary Brigitta Lasut Disorot Usai Minta Pengamanan TNI, Ini Sosoknya
Hillary Brigitta Lasut dari Partai NasDem. (Dok Pribadi)
Jakarta -

Politisi muda Hillary Brigitta Lasut tak lagi bersama NasDem di 2024. Hillary Lasut memutuskan maju sebagai calon legislatif atau caleg dari Partai Demokrat.

Keputusan Hillary Lasut ini pun membuat Partai NasDem terkejut. Hillary sendiri merupakan anggota DPR RI termuda yang sebelumnya melenggang ke Senayan lewat Fraksi NasDem.

Kini, Hillary masuk dalam DCS Demokrat Daerah Pemilihan atau Dapil Sulawesi Utara seperti dilihat detikcom di situs KPU per Senin (21/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hillary Brigitta Lasut mendapatkan nomor urut 1 di Dapil Sulawesi Utara. Hillary tercatat bertempat tinggal di Kepulauan Talaud.

Partai Demokrat lantas buka suara terkait itu. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat Andi Arief menyebut wajar jika Hillary maju sebagai caleg dari Demokrat.

ADVERTISEMENT

"Wajar, karena ayahnya ketua Demokrat Sulut," kata Andi Arief saat dikonfirmasi.

NasDem ngaku kaget, baca di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Permintaan Maaf Mamat Alkatiri untuk Hillary Usai Dilaporkan ke Polisi

[Gambas:Video 20detik]



NasDem Kaget

Partai NasDem mengaku terkejut dengan informasi Hillary Lasut maju dari Demokrat. Adalah Waketum NasDem Ahmad Ali yang mengaku kaget dengan pemberitaan yang beredar tersebut.

"Saya kaget juga mendengar itu, karena setahu saya Hillary ini anggota DPR RI dari Partai NasDem yang masih aktif hari ini. Kemudian di sisi lain syarat untuk jadi bacaleg dia harus menjadi anggota partai politik (parpol) di mana dia akan mencalonkan," kata Ali saat dihubungi, Senin (21/8/2023).

Ali menduga Hillary memiliki dua kartu tanda anggota (KTA) partai politik. Ia menyebut NasDem menghargai jika Hillary Brigitta Lasut ingin berpindah partai namun harus disertai dengan mekanisme yang berlaku.

"Kalau saat ini Hillary Anggota DPR RI dari Partai NasDem dengan demikian dia juga harus ber-KTA Partai NasDem. Artinya Hilary punya dua KTA saat ini kan. Jadi dia memiliki 2 KTA saya tidak tahu bagaimana caranya kemudian ini bisa demikian," ujar Ali.

"Dia tidak pernah mengundurkan diri, terus kemudian dia melompat ke Partai Demokrat. Sebenarnya kita hargai kalau you mau menjadi caleg tempat lain, ya mbok mundur gitu loh," sambungnya.

NasDem Minta KPU Gugurkan Status Caleg Hillary Lasut

Partai NasDem juga bereaksi terhadap informasi mengejutkan tersebut. Ali pun meminta KPU menggugurkan status Hillary Lasut yang terdaftar sebagai caleg Demokrat karena tidak pernah komunikasi.

"Belum ada (komunikasi dari Hillary), harusnya KPU menggugurkan ini, harusnya KPU men-TMS yang bersangkutan," ujar Ali.

Ali menduga Hillary memiliki kartu tanda anggota (KTA) ganda sehingga bisa terdaftar sebagai bacaleg di Demokrat. Ia berbicara soal integritas yang semestinya dimiliki oleh kader.

"Karena secara aturan orang tidak bisa memiliki KTA ganda. Di sini kita bicara tentang integritas, you mau pindah ke partai lain dengan pertimbangan, itu hak kamu. Tapi, di sisi lain kamu harus menanggalkan fasilitas yang kamu miliki dari partai sebelumnya. Makanya saya minta KPU untuk men-TMS kan ini," ujarnya.

Simak reaksi Hillary Lasut di halaman berikutnya.

NasDem Dianggap Pura-pura

Hillary Lasut pun menanggapi Partai NasDem yang terkejut terkait informasi dirinya maju caleg dari Partai Demokrat. Hillary menilai NasDem pura-pura kaget.

"Sepertinya pura-pura kaget itu hal biasa di politik. Saya sudah dibuatkan surat aneh seperti ini dari 27 Juni kok yang membuat saya tidak punya pilihan," kata Hillary kepada detikcom, Senin (21/8/2023).

Hillary lantas menunjukkan surat dari Fraksi NasDem yang berisi pencabutan penempatan dirinya dari alat kelengkapan dewan di DPR RI.

Terkait surat itu, Hillary mengatakan dinamika di internal partai politik adalah hal biasa. Hillary mengatakan dirinya harus menyelamatkan diri sendiri sebagai bentuk kedewasaan berpolitik.

"Dinamika internal itu biasa di politik. Saya harus bisa menerima dan menyelamatkan diri saya sendiri sebagai bentuk kedewasaan berpolitik," kata Hillary.

Hillary menyebut pernyataan Ahmad Ali untuk mendesak KPU menggugurkan status calegnya tidak relevan. Hillary mengaku mempunyai bukti NasDem mencabut penempatan tugasnya dari alat kelengkapan dewan.

"Saya punya bukti ke KPU bahwa NasDem yang mencabut penempatan tugas saya, (dikirim) ke semua, sekretariat, ke komisi, AKD dan lain-lain, sampai ke Ketua DPR RI," kata Hillary.

"Sangat tidak relevan, tapi Ahmad Ali memang seperti itu terhadap saya. Tidak pernah sekali pun ketika saya ramai diperbincangkan beliau tidak nimbrung ikut menyerang," imbuhnya.

Hillary Lasut Cerita Tak Bisa Lagi Kunker


Tak hanya dicabut dari DPR RI Fraksi NasDem, Hillary Lasut juga mengaku tidak bisa beraktivitas normal di DPR. Dia mengaku tidak bisa lagi melakukan kunjungan kerja atau kunker hingga tidak mendapatkan surat undangan sidang tahunan DPR.

"Saya juga tidak diizinkan kunker, sudah tidak diberikan undangan ke sidang tahunan MPR, jadi kalau soal kaget harusnya tidak," ujar dia.

Hillary mengatakan sangat menghormati sosok Ketum NasDem Surya Paloh dalam perjalanan karier politiknya. Namun, ia mengaku ada dinamika internal yang membuat dirinya tak punya pilihan untuk beralih ke partai lain.

"Tapi Pak Ahmad Ali memang seperti itu ke saya. Tidak pernah sekalipun ketika saya ramai diperbincangkan beliau tidak nimbrung ikut menyerang. Pak surya dan Prananda sendiri tidak seperti Ahmad Ali kok. Saya sangat respect dan simpati terhadap Pak SP. Tetapi, memang dinamika internal di bawah jajaran Ketum kencang sekali, dan hal ini saya rasa biasa di politik," ungkapnya.

Ia mengaku sudah pernah melakukan gugatan ke Mahkamah Partai terkait hal tersebut. Namun, ada sebagian dari partai yang tidak simpatik ke dirinya.

"Jadi siapa yang harusnya menjaga integritas. Ada senior-senior lain yang memang membuat saya berat untuk bisa dinilai baik di NasDem. Saya banyak utang budi kepada Pak SP tetapi anak buah Pak SP mungkin banyak yang tidak simpatik dengan saya sehingga saya harus bisa menerima. Dinamika seperti ini biasa di politik," ujarnya.

(maa/rfs)



Hide Ads