JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyatakan deklarasi yang PAN dan Golkar lakukan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah melalui proses yang panjang. Zulhas menyebut mereka malah terbuka dengan semua pihak ketika awal-awal berkoalisi.
Zulhas memaparkan, pada awalnya, mereka terbuka untuk mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malahan, PAN bersama Golkar dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada 2022 lalu.
"Panjang (proses deklarasi Prabowo). Jadi kan perjalanan panjang," ujar Zulhas dalam program Blak-blakan detikcom, Kamis (17/8/2023).
Zulhas menjelaskan, dalam kontestasi politik, partai pasti selalu mencari calon yang sejalan dengan mereka. Selain itu, calon yang akan didukung harus dipastikan memiliki peluang kemenangan.
Namun, di tengah perjalanan KIB, PPP memutuskan keluar. PPP menyatakan mereka mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Melihat PPP yang sudah lebih dulu tegas terkait arah dukungan pilpres, PAN menolak terburu-buru.
"Kami masih sabar ketika kami terus lihat perkembangan. nah sekarang kan tinggal Oktober pendaftaran, ini sudah akhir Agustus. Tinggal 1 bulan, September, Oktober 2 bulan," tuturnya.
Kemudian, yang tidak kalah serunya, Zulhas turut berbicara mengenai sosok yang akan mendampingi Prabowo sebagai cawapres.
Zulhas mengakui, mereka mengusulkan sejumlah nama sebagai cawapres Prabowo. Usulan pertama adalah Menteri BUMN Erick Thohir, sementara usulan kedua ialah Menko PMK Muhadjir Effendy.
Menteri Perdagangan ini menegaskan mereka sedang mencari sosok yang terbaik yang bisa menjadi cawapres Prabowo.
Mau tahu cerita selengkapnya? Tonton wawancara lengkapnya di Blak-blakan hari ini, hanya di detikcom.
(shw/shw)