Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku pernah ditawari maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2017 lalu. Namun, Ridwan Kamil dilarang ibunya.
Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil kala menghadiri Jambore Jurnalis Televisi yang digelar IJTI Jawa Barat. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mulanya ditanya soal komitmennya terhadap Jawa Barat setelah masa kepemimpinan habis pada 5 September 2023 mendatang.
"Skenario manusia tidak selalu sama dengan takdir akhir tuhan. Saya mah sudah di level eta (itu), saya ka dieu (ke sini) Allah takdirkan ka ditu (ke situ)" kata Kang Emil, dilansir detikJabar, Rabu (16/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cerita Ridwan Kamil Dilarang Jadi Cagub DKI |
Kang Emil kemudian mengungkapkan jika dirinya tidak pernah bercita-cita terjun ke politik. Bahkan ketika menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada periode 2013-2018, Kang Emil mengatakan hal itu berawal dari rasa kesalnya karena sesuatu hal.
"Saya nggak pernah cita-cita jadi Wali Kota Bandung. Itu cita-cita muncul 2012, setahun sebelum gara-gara keheul (kesel) ngedesain kolong (jembatan) Pasopati teu diwaro (nggak didengar), kitu wungkul (gitu doang)" ujarnya.
"Ya udah saya bilang, saya rebut aja kotanya, eh kudu milu (harus ikut) Pilkada. Belajarlah Ridwan Kamil tentang pilkada. Akhirnya takdirnya menang. Kalau Gubernur, karena perahu sudah berlayar, nunggu Tuhan menakdirkan saya berlabuh ke mana," ujarnya menambahkan.
Kang Emil juga mengaku sempat ditawari menjadi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta pada 2017 saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Dia menyebut saat itu semua kebutuhannya untuk maju Pilgub DKI sudah disiapkan.
"Saya cerita, saya digoda loh 2017 untuk jadi cagub Jakarta, dipanggil kang survei bagus, logistik aman, hayu nyagub Jakarta. Wah di hari itu saya ingat, kan jadi Gubernur Jakarta ya dari Wali Kota Bandung. Harus diambil dong harusnya menurut skenario manusia," ungkap Kang Emil.
Namun Kang Emil lantas tak langsung menerima tawaran tersebut. Dia lebih dulu bertanya kepada sang ibu, Hj Tjutju Sukaesih atau biasa disebut Maci. Menurutnya dengan tegas kala itu, Maci melarang dirinya menerima tawaran ke DKI.
"Tapi saya ingat setiap kebutuhan besar saya selalu telpon ibu saya, Maci kumaha ieu (bagaimana ini). Maci dengan tegas, teu menang (nggak boleh), kitu (begitu). Kunaon (kenapa) Maci, survei bagus, logistik aya (ada), pengusung siap," kata Kang Emil menceritakan.
"Iya, tapi kamu akan dicatat sebagai pemimpin yang tidak selesai. Mending mun menang, mun eleh, pulang ke Pasteur teh era (mending kalau menang, kalau kalah, pulang ke Bandung malu), sebagai pemimpin yang kabur dan eleh (kalah)," jelasnya.
Baca berita selengkapnya di sini.
Lihat juga Video 'RK soal Maju Pilgub DKI atau Cawapres: Hilalnya Belum Kelihatan':