Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merekam elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) naik seiring kepuasan publik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pendiri SMRC Saiful Mujani menyampaikan elektabilitas PDIP menguat secara konsisten tidak bisa dipisahkan dari penilaian publik yang positif pada kinerja Jokowi.
Survei ini dilakukan pada 16-23 Juli. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sebanyak 1.220 responden dipilih secara random (multistage random sampling).
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.041 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar Âą 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saiful mengatakan hubungan atau asosiasi antara elektabilitas PDIP dengan Presiden Jokowi terjadi sejak Pilpres 2014 sampai hari ini. Menurutnya, tingkat kepuasan publik pada kinerja Presiden Jokowi terus positif, rata-rata di atas 70 persen.
"Bersamaan dengan itu, elektabilitas PDI Perjuangan juga mengalami penguatan, bahkan mencapai 28 persen di Juli 2023. Belum diketahui hasil nanti 2024, namun setidaknya sekarang elektabilitas PDI Perjuangan sangat kuat dan cukup jauh bedanya dengan partai lain. Mungkin karena berhubungan dengan penilaian positif terhadap kinerja presiden dan terhadap kinerja pemerintah," kata Saiful dalam paparannya secara virtual, Kamis (10/8/2023).
Bagi masyarakat dan secara teoritis, lanjut Saiful, kinerja pemerintah lebih banyak berhubungan dengan ekonomi. Dia menilai, jika kondisi ekonomi dinilai positif maka akan diasosiasikan dengan pemerintah yang juga positif.
"Pemerintah yang positif tersebut akan diasosiasikan dengan partai pendukung pemerintah," imbuhnya.
Saiful menuturkan di antara partai-partai pendukung pemerintah, ada derajat kedekatan yang relatif berbeda dengan pemerintah. Di antara 7 partai pendukung pemerintah itu, sebutnya, PDIP berada di teratas dalam hierarki dukungan pada pemerintahan tersebut sehingga kemungkinan besar mendapat keuntungan elektoral paling banyak.
Dalam survei itu menunjukkan ada 30,8% yang menyatakan kondisi ekonomi nasional sekarang baik atau sangat baik, yang menyatakan buruk atau sangat buruk 23,6%, dan sedang 44,9%. Dari 30,8% yang menyatakan baik atau sangat baik itu, 38% di antaranya memilih PDIP.
"Ada asosiasi yang sangat positif antara penilain warga pada kondisi ekonomi dengan elektabilitas PDI Perjuangan," ujar Saiful.
Saiful lalu membandingkannya dengan Gerindra yang menunjukkan sebaliknya. Menurutnya, responden yang menyatakan tidak puas ke Jokowi justru lebih banyak yang memilih Gerindra.
"Pada partai-partai lain pendukung pemerintah, asosiasi tersebut tidak terlihat, misalnya pada Gerindra. Yang menilai positif kondisi ekonomi 15 persen akan memilih Gerindra. Sementara yang menilai negatif kondisi ekonomi, memilih Gerindra 19 persen. Justru mereka yang menilai kondisi ekonomi negatif lebih banyak yang memilih Gerindra dibanding dengan yang memiliki penilaian positif," kata dia.
Demikian pula, lanjut Saiful, dengan PKS yang berkebalikan dengan PDIP. Dia menyebut hanya ada 3% yang menyatakan kondisi ekonomi nasional baik atau sangat baik akan memilih PKS.
"Penilaian baik pada kondisi ekonomi memiliki efek positif pada PDI Perjuangan dan negatif pada PKS," jelas Saiful.
Simak Video: Survei Polstat: 77,4 % Responden Puas atas Kinerja Jokowi