Ketum Ganjarian Spartan, Guntur Romli menilai kedatangan Ketum Gerindra Prabowo Subianto mencederai nilai perjuangan PSI. Dia lalu mengungkap informasi adanya kerja sama PSI dan Gerindra untuk pileg dan pilpres 2024 sehingga menjadi salah satu alasannya keluar dari PSI.
"Karena saya melihat bahwa itu mencederai nilai dan perjuangan PSI, karena info yang saya dapat bahwa sudah ada kerja sama PSI dengan Gerindra dengan Prabowo untuk pilpres dan pileg 2024," kata Guntur Romli dalam diskusi Adu Perspektif x Total Politik berjudul 'Buntut Panjang Kedatangan Prabowo' yang ditayangkan detikcom, Rabu (9/8/2023).
"Infonya dari dalam PSI," ujar Guntur menegaskan sumber informasi yang didapatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gerindra: PSI Insya Allah Dukung Prabowo! |
Guntur Romli juga menyinggung prinsip PSI yang sejak awal tidak mendukung sosok Prabowo Subianto. Hal itu bahkan menurutnya sudah menjadi sikap PSI sejak dirinya belum masuk partai tersebut.
"Kemudian kehadiran Prabowo selama ini, Prabowo adalah simbol di mana saya juga sebelum masuk PSI juga sudah matang mengatakan tidak untuk sosok Prabowo," ujarnya.
Guntur Romli lantas membeberkan rekam jejak Prabowo. Dia menyebut Prabowo terlibat dalam kasus pelanggaran HAM 1998 hingga politik identitas di Pemilu 2014 dan 2019.
"Bukan mau menyerang secara pribadi, secara manusia, secara tokoh tidak, tapi kita bicara soal rekam jejak, bagaimana Prabowo itu terlibat dalam pelanggaran HAM tahun 1998 itu fakta sejarah. Ini terbukti dengan dipecatnya Pak Prabowo di TNI, kemudian juga dalam perkembangan Pak Prabowo juga terlibat dalam politik identitas 2014-2019, lingkarannya dari kelompok intoleran, dari kelompok radikal, kemudian juga hoaks dan sebagainya kasus Ratna Sarumpaet dan sebagainya," ucapnya.
Simak juga 'Gerindra: PSI Insya Allah Dukung Prabowo!':