Partai NasDem menggelar acara Apel Siaga Perubahan kemarin. Ketua Umum (Ketum) NasDem Surya Paloh mengungkit partainya pernah berhasil saat mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi)sejak Pilpres 2014.
Paloh mengawali pidatonya dengan menyapa kader dan relawan yang hadir. Termasuk menyapa tiga kader Gokkar yang turut hadir di acara Apel Siaga Perubahan.
"Rekan-rekan kita sebagai utusan khusus dari Partai Golkar juga hadir. Kita berikan tepuk tangan untuk itu," ujar Paloh, Minggu (16/7/2023). Elite Golkar yang hadir pun berdiri dan melambaikan tangan.
Ketiga elite Golkar tersebut yakni Ketua DPP Golkar Christina Aryani, Supriansa dan Rizal Mallarangeng. Christina menyampaikan kehadiran eliteGolkarsebagai penghargaan terhadap Surya Paloh yang sempat lama berkiprah di Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke pidato Paloh, dia mengatakan revolusi mental yang digalakkan Presiden Jokowi sejalan dengan misi NasDem. Paloh lalu mengungkit partainya mengerahkan dukungan kepada Jokowi di Pilpres 2014.
"Ini yang perlu saya ingatkan kepada saudara-saudara bahwasanya pikiran gerakan perubahan yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita. Senapas, sebangun, sejalan," kata Paloh.
"Dan itulah kenapa ketika pada tahun 2014 pemilu, dengan seluruh kekuatan, harapan, dan energi, kita dukung yang namanya Presiden Jokowi yang kala itu menjadi calon presiden, untuk menjadi presiden di negeri ini, saudara-saudaraku. Kita memberikan dukungannya secara totalitas, karena apa, karena kita mempunyai keyakinan," ucapnya.
Paloh yakin kemajuan bangsa masih dapat terus dilakukan. Namun menurut dia, harapan kemajuan itu masih belum menjadi kenyataan.
"Dengan konsepsi gagasan dan pemikiran yang sama dengan yang kita miliki, logika kita menyatakan kita yakin progress kemajuan bangsa dan negara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan. Tapi sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan," kata dia.
Simak Video: Singgung Revolusi Mental Jokowi, Surya Paloh: Sayang Seribu Sayang
Singgung Semangat Kebersamaan Bangsa Sudah Berubah
Paloh juga menyinggung semangat kebersamaan bangsa ini sudah berubah. Paloh awalnya mengatakan sulitnya kini menemukan karakter bangsa Indonesia yang dikenal dengan ramah tamah hingga sopan santun.
"Saudara-saudara, Indonesia yang kita kenal sebagai suatu bangsa yang memiliki sifat dan nilai-nilai values keindonesiaan yang seutuhnya, bangsa yang penuh dengan ramah tamah, sopan santun, mengenal asas tepo solero, asas kepantasan, kepatutan, budaya malu, penuh dengan spirit kegotongroyongan. Hari ini kita sudah hampir sulit menemukan karakter sejatinya bangsa Indonesia seperti apa yang kita kenal," kata Paloh.
Paloh lantas menyebut semangat bangsa kita telah berubah dari kegotongroyongan jadi keangkuhan. Paloh menilai Indonesia kini terkesan menjadi bangsa yang menghargai materialistik dan terjebak dalam sistem pragmatis.
"Bangsa kita telah berubah, hari ini dari semangat yang penuh dengan rasa kegotongroyongan dan kebersamaan, semangat kekitaan, berubah menjadi bangsa dengan semangat keakuan, invidualistik, yang menghargai nilai-nilai transaksional materialistik, yang serba pragmatis dan itulah Indonesia yang hari ini," ujarnya.
Paloh juga mengatakan Indonesia kini penuh dengan kepura-puraan. Hal ini lah yang menurutnya harus menjadi dasar pemikiran untuk melakukan perubahan.
"Kita terjebak dalam pragmatisme, kita terjebak dengan sikap yang penuh keterusterangan menjadi bangsa yang penuh dengan kepura-puraan atau munafik, dan itulah kita Indonesia hari ini," ucapnya.
"Dan inilah menjadi dasar filosofis pemikiran kenapa kita harus melakukan gerakan perubahan untuk melakukan perubahan yang berarti dan mendasar dalam menjalankan kehidupan kita berbangsa dan bernegara," lanjutnya.
Paloh Sayangkan Progres Kemajuan Tak Signifikan
Paloh menyayangkan progres kemajuan bangsa Indonesia yang tidak signifikan. Paloh mengungkit apa yang akan diberikan Indonesia saat hari kemerdekaannya Agustus nanti.
Paloh menyebut secara logika semestinya Indonesia sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Namun, yang dia lihat justru harapan itu belum terealisasi.
"Logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apan yang kita harapkan. Tapi, sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang harapan belum menjadi kenyataan," ujar Paloh.
"Apa yang harus berani kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki, sebenarnya kita memahami bahwasanya kemerdekaan yang kita miliki ini bukanlah hanya pemberian atau hadiah yang kita peroleh dari kaum penjajah," sambungnya.
Dia mengulas jika Indonesia pernah dijajah selama 3,5 abad. Paloh menilai semestinya semangat para pejuang terdahulu bisa direalisasikan pada masa sekarang.
"Untuk tetap memegang dan memberikan penghormatan kepada para pahlawan dan para pemikir bangsa ini yg merdeka bangsa kita dari kaum penjajah. Inilah sejalan dengan kita mungkin 1 bulan lagi, ia akan menghadapi pernyataan hari ultah ke-78 kemerdekaan yang kita miliki," jelas Paloh.
"Sejujurnya kita telah mengalami berbagai kemajuan dalam beberapa pranata kehidupan yang ada, dalam beberapa aspek kehidupan yang kita miliki," ucapnya.
(idn/zap)