Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan politik uang sudah merambah ke penyelenggara pemilu. Untuk itu, dirinya mengatakan pemungutan suara mulai dari TPS hingga penghitungan akhir harus diawasi.
"Dari 2019, serangan fajar atau politik uang ini sudah merambah ke penyelenggara pemilu. Inilah yang kami beserta dewan kehormatan penyelenggara pemilu bersama untuk kemudian menjaga agar satu suara yang hadir di TPS akan sampai satu suara pada rekapitulasi penghitungan akhir di KPU," kata Bagja, dalam sambutannya pada acara peluncuran kampanye 'Hajar Serangan Fajar', di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2023).
Lebih lanjut, Bagja mendorong KPU agar melakukan perbaikan sistem penghitungan suara ke depannya. Hal itu, kata dia, agar tidak ada politik uang yang menyasar penyelenggara pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendorong KPU seluas-luasnya dan setransparan mungkin dalam membuat sistem penghitungan suara yg lebih baik lagi. Inilah yang ke depan yang semoga tidak kemudian serangan fajar menyasar para penyelenggara pemilu ke depan," sebutnya.
Untuk itu, Bagja mendukung program 'Hajar Serangan Fajar' yang diluncurkan KPK. Dirinya berharap program ini akan menjadi perjuangan bersama untuk menegakan demokrasi di Indonesia.
"Terakhir, kami mendukung penuh program 'Hajar Serangan Fajar', dan ini termasuk dalam program pengawas pemilu yaitu sebagai pusat pengawasan partisipatif," tuturnya.
Adapun dalam acara tersebut dihadiri pula oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Ketua KPK Firli Bahuri, dan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana. Hadir pula sejumlah perwakilan partai politik dan sejumlah lembaga lainnya.
Simak juga Video 'Penjelasan Polisi soal Heboh Pesawat Berlogo Polri':