Bos PPI Sebut Jika Sistem Pemilu Tak Diubah Presiden Selalu Orang Jawa

Bos PPI Sebut Jika Sistem Pemilu Tak Diubah Presiden Selalu Orang Jawa

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Kamis, 13 Jul 2023 09:22 WIB
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno (dok. detikcom)
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno (dok. detikcom)
Jakarta -

Sistem politik presidential di Indonesia kembali dikritik, kini oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno. Adi menilai jika sistem pemilu di Indonesia masih eksis seperti saat ini, maka presiden ke depan akan berasal dari kalangan tertentu saja.

"Kalau begini terus, sistem pemilu presiden kita, yang jadi presiden adalah orang Jawa," kata Adi Prayitno saat diskusi Adu Perspektif yang diadakan detikcom dan Total Politik, Rabu (12/7/2023).

Adi Prayito membandingkan pemilihan yang terjadi di negara Paman Sam. Adi juga menilai sosok non-Jawa akan sulit menjadi pemimpin di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin pilpres seperti Amerika lah, di mana yang dihitung bukan one man one vote. Kalau di kita masih rezim one man one vote, orang seperti Bang Fahri, ilmunya sampai Sidratulmuntaha, gagasannya besar, sulit bos," ujarnya.

Oleh sebab itu, Adi sistem politik selama ini yang berlangsung perlu diubah. Namun, dia menyangsikan akan ada pihak yang mau mengubah sistem politik yang sudah berjalan saat ini.

ADVERTISEMENT

"Makanya sistem politik harus diubah, problemnya, ada nggak yang mau begini. Terutama capres-capres yang dari Jawa, yang punya kemewahan menikmati insentif elektoral dari pemilih Jawa," ucap Adi.

"Saya nggak terlampau yakin partai-partai yang saat ini nggak lolos, nonparlemen, yang kecil menengah ke bawah. Kalau mereka menang dan berkuasa apakah akan menghilangkan threshold, nggak terlampau yakin," imbuhnya.

Simak juga Video: Prabowo Unggul Simulasi Head to Head Lawan Ganjar-Anies di Survei LSI

[Gambas:Video 20detik]



(rfs/zap)



Hide Ads