Pendaftaran bakal capres dan cawapres Pilpres 2024 ke KPU berlangsung 19 Oktober hingga 25 November 2023 nanti. Penentuan bakal cawapres justru diprediksi bisa sengit mendekati waktu pendaftaran ke KPU.
Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi misalnya berbicara soal situasi di luar dugaan terkait cawapres untuk 2024 nanti. Aboe mulanya ditanyai soal waktu pengumuman cawapres Anies Baswedan, yang mereka usung bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat.
"Saya belum tahu (kapannya). Insyaallah akan diumumkan nanti akan diumumkan, waktu tanggalnya semua pada waktunya akan diumumkan," kata Habib Aboe di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Habib Aboe menyebut bisa saja cawapres Anies diumumkan saat acara Apel Siaga Perubahan Partai NasDem 16 Juli di GBK. Ia menyebut juga lebih baik bacapres lain seperti Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto menyampaikan nama cawapresnya dahulu.
"Sangat mungkin 16, mungkin 18 mungkin 20 mungkin 22. Pokoknya cepet-cepetan aja deh. Moga-moga keuber oleh si Ganjar, cakep, biar aja duluan," kata Aboe.
Aboe kemudian mengatakan bisa saja ada kejutan terkait cawapres ketiga tokoh tersebut. Ia menyinggung momen-momen waktu akhir atau last minute yang biasanya memunculkan situasi di luar dugaan. Namun, Aboe tidak memerinci seperti apa situasi di luar dugaan tersebut.
"Iya Mas Ganjar dulu, Mas Prabowo dulu atau Mas Sandi dulu atau siapa lagi calon, kan kita nggak tahu di ujung. Di last minute ini akan muncul situasi yang di luar dugaan. Percaya nggak? Bukan kambing hitam, bukan susu hitam," kata Habib Aboe.
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menekankan nama bakala cawapres pendamping Ganjar Pranowo masih digodok. Hasto menyebut kemungkinan satu nama terpilih akan diumumkan di September atau Oktober.
"Saya katakan bulan Juli, Agustus ini bulan penggemblengan, bulan penggodokan. Kemudian Ibu Ketua Umum Prof Dr (HC) Hj Megawati Soekarnoputri nanti yang akan mengumumkan. Tentu saja setelah berkoordinasi dengan dialog dengan ketua umum partai yang lain dan Presiden Jokowi. Itu bisa bulan September bisa juga bulan Oktober sebelum pendaftaran," kata Hasto setelah mengisi kuliah umum di Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, di Kota Padang, Rabu (5/7).
Pengumuman cawapres, menurut Hasto sangat tergantung momentum yang tepat. Dia menilai semua hal akan diperhitungkan, termasuk kesatupaduan Ganjar dengan wakilnya, visi-misi yang akan diangkat, dan bagaimana nantinya menjawab berbagai persoalan yang dihadapi rakyat dan negara.
"Bagaimana melakukan desain bagi masa depan, juga berbagai aspek. Juga aspek spiritualnya, itu semua harus dikalkulasi, kesiapan rakyat dan peta kontestasi. Sehingga saya katakan bulan Juli-Agustus bulan penggemblengan, sehingga apakah bulan September atau Oktober nanti, tergantung," ujar Hasto.
Saat wartawan mendesak soal nama-nama bakal cawapres, Hasto pun memberi penjelasan. Hasto menyebut setidaknya ada 10 nama yang tengah digodok.
Hasto tidak menyebut jelas kesepuluh nama itu. Ada beberapa nama yang disebut, mulai Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hingga Menparekraf Sandiaga Uno yang bertemu Ganjar di Arab Saudi, nama Menko Polhukam Mahfud Md juga disebut Hasto.
Simak juga Video: PPP Optimistis Sandi Bakal Jadi Cawapres Ganjar
"Pertemuannya kan bagus. Dengan Pak Sandi. Mbak Puan juga bertemu Mas AHY, bahkan juga dengan Pak Anies. Semua dialog itu dilakukan. Dengan dialog ini kita tahu, termasuk juga pengenalan secara personal. Bagaimana nama-nama yang muncul dalam survei itu kan juga sebagai bukti pengakuan dari rakyat Indonesia terhadap nama- nama yang muncul. Ada Pak Sandiaga Uno, ada Pak Erick Thohir, Prof Mahfud Md, ada Pak Ridwan Kamil, ada Pak Airlangga, kemudian ada Pak Muhaimin Iskandar, kemudian ada Tuan Guru Bajang. Ini semua nama-nama kan kemudian dilakukan penggodokan, siapa yang terbaik," jawab Hasto.
Sedangkan relawan Pro-Jokowi (Projo) mengungkap arahan Presiden Jokowi kepada relawan agar tak buru-buru mendeklarasikan dukungan terhadap tokoh capres 2024. Jokowi meminta relawan menentukan sikap jelang pendaftaran capres dan cawapres di KPU.
"Itu perintah Jokowi kepada kami. Kondisi sangat dinamis. Jadi kita harus cermat dan teliti. Yang pasti Projo tunduk dan tegak lurus pada Jokowi. Merah kata Jokowi, merah kata Projo," kata Ketum Projo Budi Arie Setiadi kepada wartawan, Rabu (5/7).
Budi mengatakan pihaknya masih menunggu formasi koalisi yang dibentuk oleh partai-partai peserta Pemilu 2024. Demikian pula dengan sosok bacapres dan bacawapres yang diusung.
"Kita menunggu koalisi partainya dan juga siapa cawapresnya. Biar semua jelas," ujar Budi.
Soal siapa sosok yang akan didukung Projo apakah Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, Budi enggan menjawab gamblang. Dia mengatakan pihaknya masih terus memperkuat konsolidasi di daerah-daerah terkait sikap dukungan itu.
"Kami sedang melakukan konsolidasi Projo di seluruh Indonesia. Kami menggelar Konferensi Daerah di seluruh provinsi. Sejak akhir Juni. Sampai hari ini sudah 3 provinsi, Sulsel, Sulut dan Sumbar. Berikutnya provinsi-provinsi lainnya. Kami ingin mendengar aspirasi dari seluruh teman-teman di daerah. Nanti kami putuskan sikap akhir Projo dalam sebuah forum rakernas bulan Oktober 2023 di Jakarta. Kami menunggu dan taat perintah presiden Jokowi," jelas Budi.
Bendum Projo Panel Barus mengatakan arahan Jokowi itu diteruskan pada konsolidasi Projo yang dinamakan Konferensi Daerah (Konferda) di tiap provinsi. Dia meminta para relawan menentukan sikap di last minute.
"Iya Projo diminta Pak Jokowi untuk menyatakan sikapnya last minute aja. Maka dari itu hari ini, setelah Musra kemarin, Projo sedang melaksanakan konsolidasi organisasi atau konferda," kata Panel.
"Kalau setahu saya yang diminta Pak Jokowi itu adalah Projo last minute saja declare-nya, memutuskan kanan-kirinya, mendukung siapanya. Maka dari itu pasca-Musra, Projo berkonsentrasi menjalankan konsolidasi atau konferda di seluruh provinsi. Ini kan internal sifatnya. Nah ini kita lagi menggodok siapa paslon yang paling pas menurut kita," imbuh dia.
(rfs/rfs)