Hasto: Jokowi Dukung Capres Blusukan, Bukan Tampilkan Gambar Bareng Presiden

Hasto: Jokowi Dukung Capres Blusukan, Bukan Tampilkan Gambar Bareng Presiden

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Selasa, 27 Jun 2023 12:56 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Foto: Hasto Kristiyanto (Andhika Prasetia)
Jakarta -

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi soal anggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih condong ke Bacapres Gerindra Prabowo Subianto daripada Bacapres PDIP Ganjar Pranowo. Hasto bicara terkait dukungan Jokowi ke Ganjar Pranowo dan PDIP sudah terbentuk sejak lama dan bukan sekedar klaim semata.

Hasto awalnya bicara terkait pengalaman PDIP memenangkan Jokowi sejak Wali Kota Solo hingga sekarang jadi Presiden. Dia menyebut upaya pemenangan itu bukti Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi, dan PDIP merupakan satu kesatuan.

"Bagi PDI Perjuangan, dengan pengalaman luas berjuang memenangkan Pak Jokowi sejak Wali Kota 2 periode, Gubernur DKI, hingga Pilpres 2 kali serta pemenangan Pilkada, di mana PDIP berhasil memenangkan 54%, serta kemenangan Pileg 3 kali, maka kerja pemenangan itu simultan, terintegrasi, dan bergerak menggalang rakyat," kata Hasto saat dihubungi detikcom, Selasa (27/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam proses pemenangan itu membuktikan bagaimana antara Bu Mega, Pak Jokowi, struktural partai, eksekutif partai, legislatif, serta berbagai komponen relawan bersatu padu dalam pemenangan. Proses itu menciptakan chemistry yang sama dalam gerak, dan juga emotional bonding," lanjutnya.

Karena itu lah, Hasto menyebut dukungan Jokowi ke Ganjar dan PDIP merupakan satu kesatuan gerakan dan perjuangan. Menurutnya, dukungan itu bukan sekedar klaim semata.

ADVERTISEMENT

"Dukungan dari Presiden Jokowi ke PDI Perjuangan dan Pak Ganjar harus dimaknakan dalam satu kesatuan gerakan, jadi terjadi kesatupaduan gerak, bukan klaim semata. Karena itulah bekerja keras, turun ke bawah dengan semangat tinggi melalui blusukan adalah model sesungguhnya dari kedekatan dan dulungan Presiden Jokowi," ucapnya.

Hasto menegaskan kebersamaan sejak lama dan perjuangan di banyak kontestasi pemilu tidak mudah digantikan oleh klaim kedekatan semata. Dia menyebut kedekatan itu tidak bisa diganti dengan menampilkan gambar bersama Presiden Jokowi.

"Kebersamaan panjang melalui banyak pemilu tidak begitu mudah digantikan oleh klaim kedekatan sepihak dengan hanya sekdar menampilkan gambar dengan Presiden. Rakyat bisa menilai, siapa yang melakukan pergerakan ke bawah, blusukan, dan menyapa rakyat itulah yang sebenarnya mendapatkan preferensi dukungan dari Presiden. Jadi daripada klaim sepihak, lebih baik berlomba turun ke bawah," tegasnya.

Lebih lanjut, Hasto juga meyakini Jokowi akan cenderung sosok capres yang punya cara yang sama melayani rakyat. Dia yakin Jokowi akan mendukung capres yang turun dan blusukan ke rakyat.

"Pak Jokowi sebagai pemimpin dengan nafas kerakyatan yang sangat kuat, akan memberikan dukungan kepada siapa saja yang memiliki karakter kepemimpinan yang sama, (yakni) turun ke bawah dan blusukan, sebab itu bagian dari legacy karakter kepemimpinan Presiden Jokowi. Itulah yang dilakukan oleh Ganjar dan sel kader PDIP. Sebab blusukan, memperkuat akar rumput itu identik dengan apa yang sudah dilakukan Bung Karno dan Bu Mega," ujarnya.

Simak di halaman selanjutnya soal Jokowi dinilai lebih condong ke Prabowo.

Saksikan Video 'Ganjar Telepon Heru Budi, Jokowi: Tanyakan Pak Heru':

[Gambas:Video 20detik]



Jokowi Dinilai Lebih Condong ke Prabowo

Untuk diketahui, Pengamat politik Djayadi Hanan mengungkapkan analisisnya soal dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke capres yang akan maju di 2024. Peneliti Harvard Kennedy School ini menyebut dukungan Jokowi condong ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Sebagai informasi, Jokowi berasal dari PDIP yang telah memiliki capres sendiri yakni Ganjar Pranowo. Djayadi menilai Jokowi lebih nyaman memberikan dukungan ke Prabowo yang merupakan ketum partai dibanding Ganjar yang hanya petugas partai.

"Prabowo bukan hanya calon (presiden), tetapi juga ketua umum partai. Wajar jika Jokowi lebih nyaman memberikan dukungan untuk Prabowo," kata Djayadi Hanan dilasir The Straits Times, Selasa (27/6).

"Ganjar hanya petugas partai. Kalau mau komitmen-sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan-harus bicara dengan Megawati," imbuh Djayadi yang merujuk pada Ketua Umum PDI Perjuangan itu.

Djayadi pun menyinggung pernyataan Mega yang menyebut Ganjar "petugas partai belaka" yang bertugas menjalankan program dan ideologi partai, dan ditugaskan untuk menjadi calon presiden.

Terlebih lagi, menurut Djayadi, Prabowo berkomitmen penuh mendukung karir politik anggota keluarga Jokowi. Diketahui ada 3 anggota keluarga Jokowi yang kini terjun ke politik.

Di antaranya, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat Wali Kota Solo, lalu sang menantu Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan, kemudian putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang akan terjun dan menyatakan siap maju di Pilwalkot Depok.

Djayadi lantas membeberkan sejumlah momen kedekatan Prabowo dengan keluarga Jokowi. Salah satunya pertemuan Prabowo dengan putra sulung Jokowi sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Prabowo disebut memberikan sinyal ke Gibran untuk bisa maju ke jabatan yang lebih tinggi.

Dyajadi juga menyinggung putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang menunjukkan rasa simpati ke Prabowo. Kaesang terlihat mengenakan kaos bergambar wajah Prabowo saat berkunjung ke festival budaya Indonesia di Ansan, Korea Selatan.

Ketika ditanya tentang kaos itu di postingan media sosial, Kaesang berkata kalau dirinya penggemar Prabowo. Menurut Dyajadi, ini adalah kedua kalinya Kaesang menarik perhatian media karena mengenakan kaos seperti itu.

Djayadi pun membeberkan momen kedekatan Jokowi dan Prabowo yang kompak hadir di laga timnas Indonesia vs Argentina beberapa hari lalu. Jokowi dan Prabowo tampak duduk bersebelahan.

Karena itu lah, Djayadi menilai karir politik anggota keluarga Jokowi akan lebih aman jika dia memihak Prabowo.

Djayadi mengatakan bahwa Jokowi "mungkin tidak memberikan sinyal yang blak-blakan" tentang dukungannya untuk Prabowo, tetapi publik akan memahami dengan sendirinya.

Analis politik Adi Prayitno menyampaikan hal yang sama dengan Dyajadi Hanan. Dia menyebut dalam beberapa kesempatan Jokowi memang telah menunjukkan jika ia nyaman dengan Prabowo. Fakta tersebut menurut Adi tidak dapat diabaikan.

"Jokowi melakukan tarian waltz dengan Prabowo. Dia telah menunjukkan dalam berbagai kesempatan bahwa dia nyaman dengan Prabowo. Kita tidak bisa mengabaikan fakta ini," ujar Adi.

"Kalau Jokowi tidak dianggap baik, tidak dianggap penting oleh PDI-P terkait (keputusan seputar) Pilpres 2024, waltz ini mungkin akan berlanjut," imbuh Adi.

(maa/imk)



Hide Ads