Blusukan bakal calon presiden (capres) 2024 Ganjar Pranowo di Jakarta Utara (Jakut) menyisakan misteri soal perundungan. Ganjar mengaku di-bully usai aksinya menelepon pejabat Pemprov DKI Jakarta saat blusukan di Jakarta.
Pedagang di Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok, Jakut, mengeluhkan besarnya biaya retribusi bulanan saat bertemu Ganjar, Sabtu (24/6). Pedagang yang mendatangi Ganjar itu juga mengeluhkan pasar yang sepi karena kalah dengan penjualan online.
Menanggapi keluhan itu, Ganjar tiba-tiba mengambil ponselnya dan mencoba menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Namun, Heru Budi tengah menghadiri acara pernikahan dan tak bisa berbincang lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini soal pelayanan publik biasa saja. Karena kemarin saya datang ke salah satu pasar saya telepon Pak Gubernur DKI, saya telepon Pak Sekda DKI yang kebetulan dua-duanya saya kenal, terus di-upload, kok di-bully ya?" kata Ganjar kepada wartawan di Jati Padang, Jakarta Selatan, Minggu (25/6).
Pada saat di Pasar Anyar Bahari, Ganjar memang menghubungi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus, terjadi perbincangan antara Ganjar dan Joko. Ganjar mengatakan niatnya hanya ingin menyampaikan keluhan warga saja dan dia melakukan hal itu di manapun.
"Kemarin ketika para pedagang bakso datang ke Semarang dan kemudian ada problem PPIRT (Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) di Bekasi dan saya telepon Wali Kota Bekasi, karena kami juga sering diteleponi para kepala daerah," ujar bakal capres PDIP tersebut.
"Itu sesuatu yang biasa tapi menjadi sensi ketika kemudian akan ada kontestasi, selalu saja," lanjutnya.
Lebih lanjut, Gubernur Jawa Tengah itu menuturkan dirinya hanya ingin menyampaikan bahwa ada cara komunikasi kepada pemerintah jika terdapat masalah. Ganjar mengungkit soal sistem dan mekanisme yang telah dibuat.
"Mereka perangkat-perangkat pemerintah yang paling tingkat bawah, tadi cerita aspal, banjir, cerita soal akses kesehatan, akses pendidikan, sebenarnya bisa disampaikan. Itu edukasi kepada masyarakat, betapa pentingnya sebenarnya politik itu," pungkas Ganjar.
Respons Heru Budi
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara terkait panggilan telepon Ganjar Pranowo yang hendak meneruskan keluhan warga Jakarta. Heru menjelaskan saat ditelepon Ganjar dirinya tengah menjadi saksi akad nikah.
"Enggak, saya kan lagi saksi akad nikah," kata Heru Budi usai mendampingi Presiden Jokowi di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (26/6).
Heru menuturkan Ganjar juga sudah menyampaikan perihal keluhan warga tersebut ke Sekda DKI Joko Agus. Heru mengatakan Joko sudah menjelaskan terkait persoalan yang ada.
"Sudah disampaikan ke Pak Sekda, sudah dijelaskan ke PD Pasar nih PD Pasar jelaskan," ungkapnya.
Heru Budi juga menjelaskan soal air bersih yang dikeluhkan warga ke Ganjar. Dia menuturkan, air bersih memang menjadi salah satu masalah di Jakarta yang sudah lama dan terus terjadi.
"Ya salah satu problem Jakarta yang sudah lama dan terus berlangsung adalah air bersih. Maka dari itu saya mendorong PAM dan mitranya untuk mensuplai air bersih antara lain bikin tandon-tandon yang besar, seperti Kali Baru, Muara Angke dan tempat-tempat yang memang rawan luapan air. Dan itu sudah dilaksanakan, dan targetnya PAM adalah merevitalisasi pipa-pipa," tutur Heru Budi.
Siapa Bully Ganjar Pranowo?
Relawan Ganjarist duga ada penyusup dalam blusukan Ganjar Pranowo di Jakarta Utara yang membawa informasi negatif. Relawan Ganjar juga menyinggung pihak yang berseberangan dengan Ganjar.
"Ya kalau yang mem-bully itu saya rasa pihak-pihak yang tidak suka dengan Ganjar, yang kurang sepaham dengan visi-misinya, yang tidak suka beliau menjadi capres karena sekarang momennya tahun politik. Jadi semuanya hal kecil apapun, ada salah apapun pasti akan dikait-kaitkan, jadi akan dijadikan bahan untuk menyerang beliau," kata Plt Ketua Umum Kornas Ganjarist, Kris Tjantra, saat dihubungi, Senin (26/6).
Kris menduga dalam blusukan yang dilakukan Ganjar ada penyusup yang bermaksud negatif. Pem-bully di media sosial disebut tak mendapat cerita seutuhnya.
"Dari blusukan itu pasti ada penyusup-penyusup ya yang ikut di dalam, ingin pantau. Saya juga dari situ ya mungkin netizen yang membuli pasti ada dapat info dari orang-orang yang ikut dalam agenda tersebut. Jadi pasti ada pro dan kontra," ujar Kris.
"Ya saya tidak, kurang paham (dari mana pem-bully), apakah itu dari kubu lain. Yang pasti sih yang mem-bully kan tidak dapat info seutuhnya," sambungnya.
Simak Video 'Kata Demokrat soal Ganjar Telepon Heru Budi: Lebih Baik Urus Jateng':
Kris mengatakan masyarakat di DKI sudah tahu kinerja Ganjar. Sebagai Gubernur Jateng, Ganjar dinilai cepat tanggap dengan usulan warga.
"Dan kami melihatnya, bahwa Ganjar Pranowo ini kan mereka masyarakat sudah tahulah kinerja, perannya Ganjar Pranowo masyarakat menyampaikan keluh kesahnya itu langsung ditanggapi, langsung direspons cepat gitu loh, yang mereka lihat dari seorang Ganjar Pranowo ketika ada masalah masyarakat menyampaikan, beliau langsung tanggap," ucapnya.
Kris menyebut terkait permasalahan warga di Jakarta Utara memang bukan wewenang Ganjar. Dia menilai Ganjar dalam posisi untuk membantu terkait laporan itu.
"Memang bukan wewenang beliau, bukan Gubernur DKI beliau hanya membantu masyarakat yang menyampaikan itu dan telpon menyampaikan ke Pak Heru saja. Sebenarnya hanya membantu saja," ujar Kris.
"Jadi yang kita lihat sebagai Ganjarist respons yang sangat positif karena Ganjar di mata masyarakat beliau adalah gubernur yang tanggap kepada permasalahan. Saya rasa masyarakat sudah cukup cerdas melihat kiprah GP," imbuhnya.
Analisis Mengapa Ganjar Dibully
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan argumennya kenapa Ganjar di-bully. Adi menilai wajar hal itu terjadi pada Ganjar karena merupakan tokoh capres.
"Setiap capres pasti jadi sorotan. Setiap tingkah laku, gerak gerik, dan segala ucapannya pasti dalam pantau publik. Jangankan yang negatif, sesuatu yang terlihat positif pun bisa jadi bully-an seperti yang terjadi pada Ganjar," kata Adi kepada wartawan, Senin (26/6).
Adi menilai apa yang dilakukan Ganjar perkara biasa, terlebih Ganjar berteman baik dengan Heru Budi. Hanya saja, karena Ganjar seorang capres, Adi menilai apapun yang dilakukan akan dianggap pencitraan.
"Kalau menggunakan logika umum, yang dilakukan Ganjar sebenarnya terkesan biasa saja dan ingin menunjukkan kepedulian terhadap keluhan warga Jakarta dengan telepon Heru. Hal begitu sebenarnya perkara biasa. Heru dan Ganjar berteman baik, sama-sama gubernur saat ini meski Heru sebatas Plt," ujarnya.
"Tapi karena Ganjar capres, sekarang tahun politik, sesuatu yang dianggap biasa itu malah jadi heboh dan jadi bahan bully-an. Netizen menuding Ganjar caper berbuat baik pakai kamera. Andai Ganjar tak capres pasti nggak di-bully," lanjutnya.
Adi menilai bully-mem-bully kerap terjadi dalam dunia politik. Untuk itu lah, dia menilai perlunya setiap capres tebak dan kebal akan berbagai macam bully-an.
"Namanya capres, batuk saja jadi berita. Jadi buah bibir. Jadi pergunjingan. Karena yang dicari kesalahannya, bukan kelebihannya. Itulah politik kita. Jadi capres telinganya mesti tebal dan kebal dengan berbagai bully-an. Benar saja di-bully apalagi salah," lanjut Adi.
(rfs/rfs)