Terungkap Reaksi SBY Saat Foto Moeldoko Mejeng di Museumnya

Terungkap Reaksi SBY Saat Foto Moeldoko Mejeng di Museumnya

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 23 Jun 2023 08:42 WIB
Sederet tokoh melayat eks Menteri Pertambangan dan Energi (kini ESDM) Subroto. Mereka antara lain Presiden ke-6 SBY dan eks Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Susilo Bambang Yudhoyono. (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Para elite Partai Demokrat memprotes munculnya foto Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko di sudut Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan, Jawa Timur kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. SBY lantas menjawab dengan tenang keluhan para Kader Demokrat.

Cerita soal reaksi SBY ini diungkap oleh Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon. Lewat laman Instagramnya, seperti dilihat detikcom pada Kamis (22/6), Jansen menceritakan momen para kader PD langsung menyampaikan ketidaksetujuan mereka terkait foto Moeldoko kepada SBY.

"Di Museum Pak SBY di Pacitan, di dindingnya terpasang banyak foto. Ketika kemarin jalan-jalan di dalamnya di salah satu sudutnya kami kaget. Karena melihat di salah satu dinding terpasang foto ada wajah Moeldoko (salah satunya foto di bawah) sontak saya dan beberapa teman tidak terima," kata Jansen dalam unggahannya. Ia mengizinkan unggahannya ini untuk dikutip.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jansen dan jajaran kader Demokrat yang lain kemudian berbicara ke SBY perihal foto itu. Mereka tak terima lantaran Moeldoko kini berusaha mengambil alih Partai Demokrat dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).

"Sorenya ketika jumpa Pak SBY dengan berapi-api kami ngomong 'Pak mohon izin kenapa foto yang ada wajah Moeldoko itu tidak diturunkan saja, diganti dengan yang lain biar wajahnya tidak ada di museum ini, pengkhianat dia itu Pak dan seterusnya'," kata Jansen.

ADVERTISEMENT

SBY pun membalas pernyataan itu dengan tenang, menyebut Moeldoko bagian dari sejarah di pemerintahannya. Jansen mengungkapkan SBY bercerita kala dirinya mengangkat Moeldoko sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan Panglima.

"Beliau kemudian menjawab kami dengan tenang lebih kurang 'Sudah nggak apa-apa kan memang dia bagian dari pemerintahan saya. Saya yang mengangkatnya jadi KASAD dan Panglima. Ini kan museum terkait sejarah perjalanan pemerintahan itu, kan tidak mungkin saja dia sama sekali tidak ada di museum ini," ujar Jansen menirukan ucapan SBY.

"Sejarah itu ya tetap sejarah tidak boleh kita hapuskan apapun kondisinya. Biarlah yang dia lakukan sekarang menerima balasnya sendiri nanti. Termasuk tentu yang dia lakukan sekarang ini sejarah yang juga harus kalian ingat selaku kaderkan dan seterusnya," sambungnya.

Simak Video 'DPP Demokrat Gelar Aksi Cap Jempol Darah, Lawan PK Moeldoko':

[Gambas:Video 20detik]



Simak soal perseteruan Demokrat dan Moeldoko di halaman berikutnya.

Kader Demokrat diam dengan jawaban itu, hingga kini menurut Jansen dua foto dengan sosok Moeldoko di dalamnya masih terpajang di Museum SBY. Ia menyinggung Moeldoko untuk datang ke Pacitan, mengingat kembali rekam jejaknya.

"Akhirnya kami semua diam. Dan sampai sekarang di museum Pak SBY di Pacitan lebih kurang saya melihat ada 2 foto Moeldoko terpasang di posisi yang sangat terhormat, walau jika saya ke museum Pak SBY di Pacitan ketika lewat blok yang ada wajah Moeldoko, saya tidak akan melihat," tutur Jansen.

"Terakhir silakan berkunjung ke Pacitan Pak Moeldoko untuk melihat foto diri Anda termasuk puncak perjalanan hidup Anda sebagai seorang tentara di museum ini," pungkasnya.

Perseteruan dengan Moeldoko

Protes para kader Demokrat tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, mereka dengan Moeldoko memang tengah berseteru terkait KLB Deli Serdang hingga gugatan demi gugatan terkait AD/ART Patai Demokrat oleh Moeldoko.

Pada Maret 2021 tepatnya, KLB Partai Demokrat yang diklaim sepihak memutuskan Moeldoko sebagai ketua umum terpilih. Hal ini berdasarkan voting yang dilakukan dalam KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memperhatikan, memutuskan, menetapkan pertama, dari calon kedua tersebut atas voting berdiri, maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2021-2025," kata pimpinan sidang Jhoni Allen Marbun saat membacakan putusan sidang pleno di The Hill Hotel and Resort, Deli Serdang, Jumat (5/3/2021).

Moeldoko diputuskan sebagai Ketua Umum terpilih setelah melalui proses pencalonan. Moeldoko mengalahkan Marzuki Alie, yang dicalonkan oleh DPD NTB. Sementara itu, Moeldoko dicalonkan DPD Kalteng, Sulteng, Papua Barat, hingga Aceh.

Hal ini kemudian mendapatkan perlawanan dari Partai Demokrat yang dipimpin AHY. Gugatan demi gugatan pun dilawan hingga berujung pada aksi cap jempol darah yang dilakukan jajaran Demokrat beberapa hari yang lalu.

(maa/maa)



Hide Ads