Rencana pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghangatkan diskusi politik nasional. Pertemuan tersebut dikabarkan akan digelar bulan Juni ini, seberapa penting pertemuan itu bagi keduanya?
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi melihat pertemuan dengan AHY ini lebih dari sekadar silaturahim politik. Pertemuan ini dinilai sebagai strategi baru PDIP setelah gelaran Rakernas.
"Saya melihat ada perubahan strategi PDIP pasca Rakernas. Jadi setelah ada indikasi stagnasi elektoral terhadap Ganjar Pranowo sehingga PDIP lebih inklusif. Sebelumnya kan terkesan PDIP kurang inklusif terhadap elite partai lain maupun dalam mempromosikan Ganjar Pranowo sebagai capres," kata Burhanuddin Muhtadi kepada detikcom, Kamis (15/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burhanuddin memandang PDIP sebagai parpol yang awalnya kurang berkomunikasi dengan partai lain. Nah strategi itu diubah setelah terjadi penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo.
"Dan itu berkaitan dengan saran dari Presiden Jokowi di acara Rakernas bahwa yang mengikuti Pilpres bukan hanya konstituen PDIP tapi konstituen semua partai jadi basis dukungan Ganjar Pranowo harus diperluas bukan hanya PDIP," kata Burhanuddin.
Nah strategi baru PDIP ini dijalankan dengan cukup manis oleh Puan Maharani. Burhanuddin menilai Puan mewarisi kepiawaian Taufiq Kiemas dalam membangun komunikasi dengan pihak luar kala menjadi ice breaking di antara SBY dan Megawati.
"Mbak Puan ini mewarisi ayahnya yang cukup lihai menjalin komunikasi dengan pihak luar. Lepas nanti AHY jadi atau tidak berkoalisi dengan PDIP atau AHY jadi cawapres Ganjar atau tidak yang terpenting sinyalnya sudah disampaikan ke publik dan konstituen PD dan itu akan membantu PDIP dan Ganjar untuk investasi di putaran kedua," kata Burhanuddin.
"Strategi ini bagian dari upaya memperluas pangsa pasar pendukung Ganjar dengan menunjukkan suatu sinyal gestur bahwa PDIP dan Ganjar itu merangkul dan lebih inklusif," imbuhnya.
Jadi tujuan pertemuan tersebut tidak sekadar penjajakan koalisi. Burhanunddin juga menyebut sulit membayangkan pertemuan tersebut bakal berujung ke duet Ganjar-AHY di Pilpres 2024.
"Menurut saya terlalu jauh berharap AHY menjadi cawapresnya Ganjar. Mungkin saja PDIP dan Demokrat berkoalisi tetapi membayangkan AHY menjadi cawapres Ganjar itu terlalu jauh. Jadi yang dibikin PDIP itu memberi sinyal atau gestur inklusif, yang kedua memperluas konstituen Ganjar. Pada titik ini sebetulnya PDIP kalah start dengan Pak Prabowo yang lebih agresif mendatangi Pak SBY di Pacitan, mendatangi banyak elite partai dan sebagainya. Tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," pungkasnya.
Simak Video 'PDIP soal Rencana Pertemuan Puan-AHY: Beda Pilihan Bisa Saling Hormat':