NasDem dan Demokrat Dinilai Perang Terbuka soal Cawapres Anies

NasDem dan Demokrat Dinilai Perang Terbuka soal Cawapres Anies

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Sabtu, 10 Jun 2023 06:32 WIB
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno (dok. detikcom)
Foto: Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno (dok. detikcom)

Adi pun menegaskan perseteruan NasDem dan Demokrat ini tidak produktif. Selain itu, perseteruan ini, menurut dia, juga menunjukkan tidak ada yang dominan di dalam koalisi.

"Ini semakin menegaskan bahwa di Koalisi Perubahan itu tidak ada yang dominan, jadi meski NasDem sudah memutuskan Anies sebagai kandidat capres, bukan serta merta dua parpol lain bisa di-subordinasi, bisa diperintah, dan kemudian bisa mengambil sesuka hati siapa calon pendamping Anies," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu yang kemudian membuat Demokrat ingin menunjukkan kepada NasDem bahwa Demokrat ini adalah parpol pemenang pemilu 2 periode, terutama ketika SBY jadi presiden. Jadi Demokrat ingin tunjukkan ke NasDem bahwa Demokrat ini partai politik yang powerful, punya pengalaman tanding dan punya pengalaman sejarah yang cukup panjang. Rivalitas kedua partai ingin tunjukkan siapa yang paling powerful, siapa yang paling jadi matahari, dan siapa yang paling jago dalam menentukan politik di 2024 di poros perubahan," sambungnya.

Bukan Gimik

Kemudian, Adi juga membantah jika perseteruan NasDem dan Demokrat sebatas gimik politik. Dia menegaskan ini perkelahian politik yang ditunjukkan ke publik.

ADVERTISEMENT

"Saya kira ini bukan gimik, tapi pertengkaran dan perkelahian politik yang dipertontonkan, apapun judulnya Ahmad Ali itu Wakil Ketua Umum NasDem, sosok penting yang tentu saja setiap gerak setiap statemen dan napas politiknya mewakili NasDem. Apapun judulnya kalau Andi Arief bicara keras, itu pasti ada sesuatu yang genting dari Partai Demokrat," tegasnya.

"Kalau gimik ini harusnya tidak terlampau dipertontonkan ya, gimana mungkin ini disebut sebagai sebuah gimik dan drama politik, supaya poros perubahan bisa terus dibicarakan misalnya? Ini kontraproduktif, ini nggak bagus bagi penilaian publik, karena yang dilihat bukan gimik tapi ini pertengkaran, sesuatu yang nggak harmonis, sesuatu yang membuat kedua partai ini sedang tidak akur," tutur dia lagi.


(maa/aud)



Hide Ads