Pengakuan Mahfud Md Tolak Jadi Cawapres Anies agar Koalisi Tak Bubar

Pengakuan Mahfud Md Tolak Jadi Cawapres Anies agar Koalisi Tak Bubar

Dwi Rahmawati - detikNews
Selasa, 06 Jun 2023 07:23 WIB
Menko Polhukam Mahfud Md
Menko Polhukam Mahfud Md. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Terang-terangan Menko Polhukam Mahfud Md mendapat tawaran dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu untuk jadi bakal cawapres pendamping, Anies Baswedan. Namun Mahfud bilang 'jangan saya' menjawab tawaran PKS.

Pada April lalu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu tak memungkiri berkomunikasi dengan Mahfud Md. Komunikasi keduanya untuk menjalin silaturahmi sekaligus bertanya ketertarikan Mahfud menjadi cawapres Anies Baswedan.

"Saya khususnya hari-hari ini banyak bersilaturahim dengan tokoh-tokoh bangsa dalam rangka mencari siapa pasangan Pak Anies Rasyid Baswedan, tentu ini banyak yang muncul-muncul di survei-survei. Nah, itu saya berusaha untuk mendatangi," kata Syaikhu kepada wartawan di DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (18/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Syaikhu menyebut kedatangan dirinya ke tokoh-tokoh potensial akan dilaporkan ke Majelis Syuro PKS. Ia menyebut ada tokoh yang ingin disebutkan secara langsung, namun ada pula yang tidak.

"Berkomunikasi dan mungkin setelah lengkap saya akan melaporkan kepada Ketua Majelis Syuro dan akan dibawa ke musyawarah Majelis Syuro. Banyak tokoh-tokoh, ada yang ingin disebutkan secara langsung, ada juga yang tidak. Saya kira nggak perlu disebutkan, tapi sebagiannya sudah muncul barangkali di media-media," tutur Syaikhu.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya apakah salah satu tokoh yang didatangi adalah Mahfud Md, Syaikhu membenarkan hal itu. Ia menyebut pertemuan dengan Mahfud untuk berbagai pandangannya sekaligus bertanya ketertarikan Mahfud menjadi cawapres Anies.

"Itu tadi kita bilang, kita silaturahim ke Pak Mahfud, tokoh-tokoh yang lain juga akan kita datangi silaturahim. Kita minta tanggapannya, kita minta sharing-nya, bahkan kita tanya juga minatnya untuk mencawapreskan. Karena saya saat ini fokusnya mencari cawapres," imbuh Syaikhu.

Mahfud Md bersama PKSMahfud Md bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (dok. istimewa)

Mahfud Bilang 'Jangan Saya'

Cerita tawaran menjadi bakal cawapres Anies dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu kembali diulas Mahfud Md seusai rapat dengan Komisi I DPR RI. Mahfud menolak tawaran tersebut dengan alasan khawatir Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pendukung Anies akan pecah.

Mahfud mulanya mengulas pesannya kepada Denny Indrayana untuk menjaga tiket Anies maju pilpres. Menurutnya, hal tersebut juga ia sampaikan ke Presiden PKS Syaikhu, yang sempat bertandang ke kediamannya.

"Saya pesan ke Denny, tolong itu dijaga, jangan sampai dari internalnya nanti yang gagal. Kan gitu, kalau pemerintah nggak akan ikut-ikut," kata Mahfud di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/6).

Simak Video 'Alasan Mahfud Tolak Tawaran Jadi Cawapres Anies Baswedan':

[Gambas:Video 20detik]



Mahfud lantas menceritakan momen dirinya sempat ditawari menjadi pendamping Anies untuk Pilpres 2024. Di posisi tersebut, ia menolak tawaran Syaikhu.

"Saya sampaikan juga itu kepada Ketua Umum PKS Pak Syaikhu, ketika datang ke rumah saya menjajaki 'Bagaimana kalau Bapak menjadi cawapresnya Anies', saya bilang 'Jangan saya, nanti malah pecah'," tutur Mahfud menceritakan kembali momen tawaran itu.

"Anies kalau nanti koalisinya nggak setuju, malah Anies-nya nanti nggak dapat tiket kalau partainya satu keluar. Sama pesan saya kepada Denny. Nah, saya akan jaga pemilunya agar pemilu terselenggara, itu saja," imbuhnya.

Mahfud Pernah Ingatkan Koalisi Pecah Jangan

Cerita Mahfud tersebut sesungguhnya menegaskan jawab Mahfud Md setelah dikunjungi Ahmad Syaikhu. Mahfud mengatakan pertemuan itu membicarakan seputar kalender politik 2024.

"Benar, saya mendapat kunjungan Presiden PKS Pak Syaikhu pada tanggal 15 April pekan lalu. Beliau didampingi oleh sahabat saya sejak di DPR tahun 2004-2008 Pak Almuzammil Yusuf. Pak Almuzammil adalah Wakil Presiden PKS. Ada juga Wasekjen PKS dan aktivis PKS Yogya Abdul Azis," kata Mahfud saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (18/4).

"Kami berdiskusi tentang kalender politik 2024. Saya menyatakan bahwa Pemilu 2024 akan jadi. Pemerintah akan mengawal kalender konstitusional itu," lanjutnya.

Komisi III DPR RI kembali menggelar rapat soal transaksi janggal Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan. Rapat dihadiri Menko Polhukam, Menkeu hingga Kepala PPATK, Selasa (11/4/2023).Komisi III DPR RI kembali menggelar rapat soal transaksi janggal Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan. Rapat dihadiri Menko Polhukam, Menkeu, hingga Kepala PPATK, Selasa (11/4/2023). (Agung Pambudhy/detikcom)

Mahfud menuturkan, dalam pertemuan itu, mereka juga membahas masa depan Indonesia. Mahfud menyampaikan dirinya dihadiahi buku oleh PKS.

"Kami berdiskusi tentang masa depan Indonesia. Saya dihadiahi buku yang dibuat oleh PKS berjudul, 'Merawat Indonesia'," ujarnya.

Saat ditanya soal tawaran menjadi cawapres Anies, Mahfud mengaku hanya membahasnya sekilas. Dia menyebut yang perlu diutamakan agar tiket pencapresan Anies tidak hilang dan koalisinya solid, jangan menggaet cawapres di luar parpol Koalisi Perubahan.

"Terkait pasangan capres/cawapres, rasanya itu hanya pembicaraan sekilas. Saya bilang yang harus diutamakan adalah agar koalisi tiga parpol pendukung Anies tetap solid supaya tiket yang sudah di tangan tidak hilang. Jangan sampai mengajak cawapres dari luar parpol tapi koalisinya malah pecah," ucapnya.

Mahfud mengaku tidak memberi jawaban iya atau tidak terkait tawaran menjadi cawapres Anies. Sebagai bagian dari pemerintah, Mahfud akan fokus mengawal pemilu berlangsung sesuai jadwal.

"Saya tak menjawab ya atau tidak. Sebab, fokus saya adalah mengawal pemilu agar berlangsung sesuai kalender," imbuhnya.

(rfs/rfs)



Hide Ads