Partai NasDem menilai adanya gagasan Jokowisme yang dicetuskan PSI bisa berdampak tidak sehat terhadap demokrasi. Menurut NasDem, tidak ada pemimpin yang sempurna.
"Itu berdampak tidak sehat di dalam demokrasi. Bahwa tidak ada yang sempurna, ketidaksempurnaan itu membuat kita selalu melakukan evaluasi dan perbaikan. Maka setiap 5 tahun sekali siklus kekuasaan dilakukan pemilihan," kata Waketum NasDem Ahmad Ali saat dihubungi, Sabtu (13/5/2023).
Ali menuturkan munculnya gagasan tersebut juga bisa menjadi permasalahan baru. Menurutnya hal yang sudah bagus di era kepemimpinan Jokowi baiknya dilanjutkan, namun yang belum baik diselesaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau waktu 10 tahun yang sudah kita akan lewati, kita memunculkan satu gagasan kemudian ini menjadi permasalahan baru, Pak Jokowi diberi mandat oleh negara untuk melakukan pembangunan. Apa yang beliau lakukan hari ini ya harus kita akui. Tapi kemudian apa tidak ada lagi hal yang perlu diperbaiki. Yang kita ingin para penggagas bagaimana kemudian program pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
"Jadi apa yang bagus hari ini diteruskan, yang belum bagus selesai diperbaiki dan seterusnya. Sehingga terjadi sirkulasi kekuasaan yang baik," lanjutnya.
Lebih lanjut Ali menilai gagasan yang dicetuskan PSI itu memiliki tujuan politik. Dia mengatakan terlalu terburu-buru jika gagasan Jokowisme dijadikan sebagai gagasan nasional.
"Ya kita pahami lah bahwa mereka tujuannya ingin kepentingan politik dari pada Pak Jokowi. Tapi terlalu terburu-buru untuk menjadikan ini gagasan nasional. Dulu mengkritik Anies sekarang memuja Pak Jokowi kan hal biasa itu dalam politik, bukan sesuatu yang baik ke depannya bagi kita," imbuhnya.
Simak juga Video: Berita Terpopuler: Ustaz Hanan Attaki Gabung NU-Pembunuhan Bos Depot Air