Kenang Tragedi Trisakti '98, Ganjar: Kekuasaan Nggak Boleh Lama-lama

Kenang Tragedi Trisakti '98, Ganjar: Kekuasaan Nggak Boleh Lama-lama

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Sabtu, 13 Mei 2023 17:31 WIB
Jakarta -

Bakal calon presiden (Bacapres) 2024 PDIP, Ganjar Pranowo, menghadiri pameran foto peringatan 25 Tahun Reformasi di Graha Pena 98, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, dia turut mengingat momen saat Tragedi Trisakti 25 tahun silam.

"Saya ingat kejadian Trisakti. Siang lah ya saya dari Tanah Abang 3 tuh, jadi bajuku itu kuning ya bukan merah, saya masih ingat belinya di Tanah Abang. Pas itu maunya ngelayat di Trisakti, ternyata saat itu terjadi kebakaran beberapa tempat," kata Ganjar kepada wartawan, Sabtu (13/5/2023).

Gubernur Jawa Tengah itu juga mengingat saat itu, ada truk datang dan banyak orang berlarian. Mereka meletakkan kain ke dalam tangki truk untuk dibakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebakaran nya agak lama, tapi akhirnya terbakar," ujarnya.

Dia mengingat saat itu ada salah satu wartawan yang sedang bertugas memotret peristiwa itu. Wartawan tersebut kena tembak oleh seseorang.

ADVERTISEMENT

"Dia ketembak di depan saya, ada percikan itu, saya kira nggak karet itu. Akhirnya saya di belakangnya, saya tangkap, saya pinggirin, ada darahnya itu. Saya lari-lari depan Trisaksi. Jadi yang saya ingat kejadian yang agak dramatik itu ya," jelasnya.

Menurutnya, tuntutan masyarakat saat itu bahwa kekuasaan tidak boleh lama-lama. Kekuasaan, kata dia, harus dibatasi.

"Ada satu yang diinginkan bahwa kekuasaan nggak boleh lama-lama. Tuntutan saat itu kan satu aja ya, nggak boleh lama-lama kekuasaan, harus dibatasi. Semua ada batasnya, tuntutan yang utama sebenarnya saat itu ya itu," jelasnya.

PR 25 Tahun Reformasi

Menurut Ganjar, ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi setelah 25 tahun reformasi ini. Dia mengatakan masalah korupsi masih belum tuntas.

"Itu yang jadi PR bersama yang hari ini oleh semuanya. Kalau kita bicara sampai otonom daerah dulu, hari ini bicara mengenai demokrasi yang lebih bagus. Tapi tentu saja akan melakukan evaluasi mana yang the best dan dan yang bisa diikuti," terangnya.

Selain korupsi, dia juga menyoroti masalah pelanggaran HAM yang harus segera ditangani pemerintah. Dia menekankan pentingnya penegakan hukum.

"Catatan-catatan pelanggaran HAM yang tadi diobrolkan saya kira itu jelas dan harus segara ditangani pemerintah. Jadi reformasi ini menurut saya harus dituntaskan karena belum tuntas. Penegakan hukumnya, jadi reformasinya yang ada di sana jadi itu yang menjadi prioritas kita semua," imbuhnya.

(taa/taa)



Hide Ads