Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat mengatakan pihaknya sempat melakukan pemanggilan kepada Gubernur Maluku Murad Ismail usai istrinya, Widya Pratiwi Murad Ismail, pindah ke PAN. Djarot menyebut saat pemanggilan itu, Murad tampak emosi hingga memukul meja.
"Begitu beliau dipanggil, hadir, beliau marah-marah dengan emosi yang sangat tinggi, yang intinya itu menolak berbagai macam aturan partai," ujar Djarot di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).
Djarot menuturkan pihaknya telah mencoba untuk memberikan penjelasan kepada Murad Ismail mengenai aturan yang ada di PDIP. Namun, dia mengatakan Murad Ismail menolak mendengarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kita tunjukkan ada aturan partai Nomor 25a salah satu pasalnya itu melarang suami istri untuk beda partai. Beliau marah-marah sambil memukul-mukul meja, beliau tidak mau menerima penjelasan dari DPP partai," ujarnya.
Menurut Djarot, kader partai harus menaati aturan yang berlaku. Selain itu, dia menyebut kader partai juga dilarang untuk menunjukkan sikap arogan dan kurang terpuji.
"Ini menunjukkan bahwa kader partai dilarang untuk arogan, dilarang untuk melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji," katanya.
"Ini peringatan, harus menunjukkan satu karakter untuk melayani, untuk mengayomi, dan untuk bisa memberikan suri tauladan kepada masyarakatnya," imbuhnya.
PDIP Copot Murad Ismail
Sebelumnya, Wasekjen PDIP Bidang Kerakyatan Sadarestuwati menegaskan pembebasan tugasan Murad Ismail sebagai Ketua DPD PDIP Maluku telah melalui mekanisme organisasi.
"Pak Murad Ismail menunjukkan sikapnya yang tidak terpuji. Sebab ketika Pak Djarot Syaiful Hidayat dan Pak Komarudin Watubun melakukan klarifikasi, tiba-tiba Pak Murad menunjukkan sikap emosional. Sikap tersebut jauh dari karakter seorang pemimpin yang bijak dalam menyelesaikan permasalahan," ujar Sadarestuwati dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/5).
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Perempuan Sri Rahayu juga sangat menyayangkan sikap Murad Ismail yang lebih mengedepankan kepentingan keluarga, khususnya isterinya sendiri, daripada kepentingan rakyat.
"Sebagai gubernur yang diusung oleh PDI Perjuangan seharusnya Pak Murad lebih mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. PDI Perjuangan memiliki aturan partai bahwa suami isteri tidak boleh berbeda partai, namun ternyata Pak Murad malah menunjukkan sikap emosional di hadapan Pak Djarot Syaiful Hidayat yang dikenal sebagai sosok yang santun, sosok pendengar, dan selalu mencari solusi dengan cara musyawarah," ujar Sri Rahayu.
Lihat Video: Duduk Perkara Murad Ismail Bermasalah di PDIP Gegara Istri Masuk PAN