Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan kriteria-kriteria yang digunakan dalam menentukan kandidat cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan. Willy mengatakan cawapres Anies memiliki prinsip good governance, geopolitik global, penegakan hukum dan korupsi, hingga mengerti masalah ekonomi.
"Kita lagi menyusun skala prioritas dan proyeksi analisis, tantangan 2024 itu apa yang paling besar? Maka kemudian pasangan calon tentu harus complimentary terhadap tantangan zaman," ujar Willy di Sekretariat KPP, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).
"Apakah pemerintahan ini sudah on the right track sesuai dengan prinsip good governance atau reformasi birokrasi kita masih banyak tantangan atau tidak. Kalau seperti itu berarti background-nya bagaimana," sambung Willy.
Selanjutnya, Willy mengatakan menentukan cawapres Anies juga melihat dari tantangan geopolitik global. Kemudian persoalan penegakan hukum hingga masalah ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kemudian ketika Pak Anies keluar ke sana, lalu kemudian yang bisa bersama-sama merepresentasikan itu siapa," ujarnya.
"Persoalan korupsi, penegakan hukum. Apakah itu menjadi hal yang mendesak, maka kemudian refer ke sana. Apakah masalah ekonomi, ini bicara skenario," sambungnya.
Willy mengatakan pertimbangan-pertimbangan itulah yang didiskusikan saat menentukan cawapres Anies. Dia mengatakan saat kriteria itu sudah ada, maka tinggal mencocokkan sosok yang tepat.
"Itu yang kita diskusikan, sehingga nanti refer ke problem-problem tersebut, baru kemudian tokohnya siapa yang kompatibel dengan hal-hal tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, NasDem mengatakan ada lima nama yang menjadi bakal calon wakil presiden untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan. Kelima nama itu akan menjalani taaruf alias masa perkenalan dengan Anies.
"Kami sekarang sudah ada yang disampaikan oleh Mas Sugeng kemarin lima nama yang mengerucut itu dalam proses kita akan bangun taaruf dengan capres," kata Willy.
Willy mengatakan lima bakal cawapres itu disiapkan untuk lima skenario. Willy enggan menyebut nama-nama bakal cawapres itu.
"Jika kondisinya seperti ini yang kompatibel atau yang presisi mendampingi Pak Capres bagaimana. Jika kondisinya, jadi lima nama itu berdasarkan lima skenario," ujarnya.
Willy menyebut lima nama itu muncul dari proses diskusi mendalam. Willy menyatakan cawapres Anies bukan hasil kawin paksa.
"Bukan kawin paksa, kami masih punya waktu bangun chemistry. Ini bukan ada order dipaksakan dijodohin, nggak. Ini datang dengan penuh cinta dan kasih," ujarnya.
(amw/eva)