Lembaga Survei Nasional (LSN) menyampaikan survei terhadap elektabilitas partai politik (parpol) pada Pilpres 2024. Hasilnya, PDIP memiliki elektabilitas tertinggi yaitu sebanyak 17,6% responden, sedangkan Partai Gerindra 15,8% responden.
Survei tersebut dilakukan pada periode 25 April-2 Mei 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi survei tersebut merupakan WNI yang telah berusia 17 tahun dan memiliki KTP. Dalam survei ini terdapat 1.230 responden, diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis, margin of error +/- 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara via telepon.
Responden diberi pertanyaan yang berbunyi, "seandainya Pemilu 2024 dilaksanakan saat ini, partai apakah yang akan Anda pilih dari 18 partai berikut ini?".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut hasil surveinya:
1. PDIP 17,6%
2. Partai Gerindra 15,8%
3. Partai Golkar 10,2%
4. Partai Demokrat 9,8%
5. Partai NasDem 8,2%
6 PKB 7,9%
7. PKS 7,4%
8. Partai Perindo 5,1%
9. PAN 2,8%
10. PPP 1,9%
11. Partai-partai lainnya 3,4%
12. Tidak tahu 9,9%
Dari hasil survei tersebut PDIP mendapat elektabilitas tertinggi yaitu 17,6%, disusul Partai Gerindra 15,8%, dan Partai Golkar 10,2%. Namun, Lembaga Survei Nasional mencatat terjadi penurunan sebanyak 5% responden yang mendukung PDIP dibandingkan survei bulan Januari 2023.
"Tingkat dukungan terhadap PDIP merosot hampir 5% dari survei LSN sebelumnya Januari 2023. Jika sentimen negatif terhadap Ganjar dan PDIP terus berlanjut bukan tak mungkin Partai Gerindra dapat menyalip elektabilitas PDIP di bulan-bulan mendatang," kata peneliti Lembaga Survei Nasional, Gema Nusantara Bakry, dalam konferensi persnya secara daring, Kamis (4/5/2023).
Gema memperkirakan penurunan elektabilitas PDIP dipengaruhi oleh sejumlah publik yang masih kecewa batalnya perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Bahwa batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 telah berpengaruh signifikan terhadap dinamika elektabilitas calon presiden dan partai politik. Karena dinilai publik sebagai biang kerok atau provokator gagalnya Indonesia menjadi host Piala Dunia U-20, Ganjar Pranowo dan PDIP mengalami penurunan elektabilitas yang cukup signifikan," katanya.
(yld/imk)