Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) merespons usulan duet Anies Baswedan dan Mahfud Md yang disampaikan Guru Besar Ekonomi Politik Didik J Rachbini. HNW menyerahkan semua keputusan Cawapres ke Anies Baswedan.
"Tentang pasangan Pak Anies sudah disepakati dalam piagam bahwa itu nanti akan secara prinsip dipercayakan kepada Mas Anies untuk memilih. Siapa pasangan beliau tentu akan dibicarakan bersama dengan 3 partai pengusung," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/4/2023).
HNW lantas mempertanyakan apakah Mahfud Md bersedia jika menjadi pendamping Anies Baswedan. Dia mengatakan Mahfud perlu membuka komunikasi jika berminat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, sekarang juga tergantung dari Pak Mahfud Md sendiri apa memang beliau berminat? kalau beliau berminat tentu beliau juga berkomunikasi gitu kan," kata dia.
HNW menyebut usulan Mahfud Md sebagai Cawapres Anies mesti dibicarakan oleh 3 partai pengusung, NasDem, PKS dan Demokrat. Meski demikian, ia menilai keduanya memiliki chemistry serupa dengan latar belakang sosok intelektual.
"Termasuk Pak Anies sendiri apakah chemistry-nya cocok dengan Pak Anies atau tidak, ya kalau mestinya sih bisa cocok saja karena apalagi keduanya juga orang kampus dan intelektual. Ya tapi, pada ujung akhirnya semuanya akan kembali kepada masing-masing pihak, Pak Mahfud sendiri, Pak Anies sendiri dan juga partai-partai pengusung," ungkapnya.
HNW juga bicara terkait sosok Anies yang dijadikan ikon KPK terkait pemberantasan korupsi. Hal ini sejalan dengan sosok Mahfud yang berani mengungkap transaksi janggal di pemerintahan.
"Ya memang Pak Anies kan sebelum beliau menjadi gubernur dijadikan ikon oleh KPK terkait pemberantasan korupsi. Jadi dan sekarang justru publik kan mengapresiasi Pak Mahfud berani berbicara tentang Rp 340 T transaksi mencurigakan di Kemenkeu, justru sekarang publik menunggu keseriusan dan tindak lanjut dari apa yang disampaikan oleh Pak Mahfud Md," ucapnya.
Didik Usulkan Anies-Mahfud
Sebelumnya,Guru Besar Ekonomi Politik Didik J Rachbini merespons pandangan budayawan sekaligus pengamat politik Eros Djarot yang bicara potensi Mahfud Md jadi cawapres di 2024. Didik sepakat soal Mahfud bisa menjadi kuda hitam cawapres 2024.
"Mahfud Md adalah tokoh yang sudah makan asam garam di dunia politik sejak awal reformasi bersama Gus Dur.Pengalaman di dalam pemerintahan adalah modal sangat penting untuk mengerjakan pekerjaan untuk rakyat secara efektif. Mahfud Md memiliki pengalaman tersebut," kata Didik dalam keterangannya, Senin (10/3/2023).
Apalagi, menurut Didik, kesempatan pernah hampir datang ke Mahfud di Pilpres 2019. Mahfud disebut mendapat restu dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, namun sayangnya berubah di menit-menit terakhir karena lobi-lobi politik.
"Terakhir Mahfud Md adalah bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2019, yang didukung Ketua Umum PDIP. Sudah siap dengan seragam putih, tetapi takdir masih belum berpihak kepadanya. Hanya dalam beberapa menit terakhir Mahfud Md digantikan oleh Ma'ruf Amin karena lobi-lobi partai yang alot dan tepedo dari partainya sendiri," ujar Rektor Universitas Paramadina ini.
Didik lantas mengusulkan pasangan lain yakni Anies-Mahfud untuk menjadi alternatif lain. Menurutnya, Anies-Mahfud dapat menjadi garda terdepan memberantas korupsi.
"Jika masuk ranah PDIP tidak mudah Mahfud pun bisa menjadi alternatif sebagai pendamping Anies dengan alasan yang sama, yakni antikorupsi. Keduanya alternatif pasangan Anies-Mahfud merupakan mesin double gardan untuk memberantas korupsi yang mendarah daging di negeri ini," ujarnya.
(dwr/eva)