Sentil Balik Hasto, PD Bandingkan Subsidi Pro Rakyat Era SBY hingga Mega

Sentil Balik Hasto, PD Bandingkan Subsidi Pro Rakyat Era SBY hingga Mega

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Kamis, 16 Mar 2023 10:34 WIB
Kamhar Lakumani
Kamhar Lakumani di Adu Perspektif detikcom (dok.detikcom)
Jakarta -

Partai Demokrat merespons balik komentar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal pidato Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang membicarakan keberpihakan terhadap rakyat miskin atau wong cilik. Deputi Bappilu Demokrat Kamhar Lakumani menganggap anak buah Hasto yang mengomentari pidato AHY itu minim literasi.

"Langkah Hasto yang menugaskan kadernya yang minim literasi untuk merespons pidato Mas Ketum AHY tanpa disadarinya hanya mendown-grade dirinya. Mungkin Hasto menilai dirinya ketinggian sebagai pajabat utama partai terbesar yang sedang berkuasa untuk merespons ini secara langsung, karenanya meminjam tangan bawahan terbawah untuk merespons," kata Kamhar dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023).

"Maksud hati meninggikan derajat yang terjadi sebaliknya, semakin merendahkan derajat. Respons anak buahnya mencerminkan tak paham persoalan, minim literasi bahkan obskurantis. Sebelas dua belas dengan Bung Hasto," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamhar lalu memaparkan data yang dipegangnya soal keberpihakan terhadap rakyat miskin berdasarkan besaran rasio subsidi. Menurutnya, rasio subsidi di pemerintahan era Jokowi 2015-2023 jauh lebih kecil ketimbang era SBY.

"Bisa dibandingkan data yang menunjukkan ketidakberpihakan terhadap wong cilik yang tercermin dari besaran rasio subsidi pemerintahan Jokowi 2015-2023 hanya sebesar 9,77%. Pemerintahan Ibu Megawati 2001-2004 sebesar 17,33%," kata Kamhar.

ADVERTISEMENT

"Sementara pemerintahan SBY jilid I 2004-2009 sebesar 20,45% dan pemerintahan SBY jilid II sebesar 21,62%. Subsidi merupakan manifestasi kebijakan pro rakyat," imbuh dia.

Kamhar lalu menyinggung kasus korupsi bansos pandemi yang menyeret eks Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara, yang merupakan kader PDIP. "Tak hanya lebih kecil, malah dana bansos di kala rakyat sedang diterpa pandemi COVID-19 justru dikorupsi oleh Menteri Sosial Juliari Batubara kader PDIP, partainya Bung Hasto," ujar dia.

Kamhar mengklaim Presiden ke-6 SBY tak pernah berniat memperpanjang masa jabatan usai menjabat selama dua periode. Menurut dia, hal ini berbeda dengan pemerintah saat ini yang disebutnya terus melakukan langkah-langkah upaya perpanjangan masa jabatan presiden.

"Beda halnya di pemerintahan sekarang yang terus menghidupkan wacana dan melakukan langkah-langkah yang terbaca sebagai upaya perpanjangan masa jabatan atau penambahan periodesasi jabatan presiden," katanya.

Kamhar juga menggarisbawahi pidato AHY yang membicarakan dukungan agar sistem pemilu proporsional terbuka tetap diberlakukan. Dia menilai Hasto menyimpan kebencian dan dendam ke partainya dan SBY terkait sikapnya terhadap sistem pemilu ini.

"Berkaitan dengan pidato politik Mas Ketum AHY tentang sistem pemilu proporsional terbuka, banyak jejak digital yang menerangkan Bung Hasto menyimpan kebencian dan dendam terhadap Partai Demokrat dan Pak SBY, termasuk yang dikait-kaitkan dengan Pemilu 2009," katanya.

"Setelah ditelusuri lebih jauh, kekecewaan ini ternyata akibat Bung Hasto pada tahun tersebut gagal terpilih kembali menjadi wakil rakyat dari Dapil Jatim VII, sementara Partai Demokrat memperoleh kemenangan besar di dapil tersebut yang meliputi Pacitan dan sekitarnya yang merupakan daerah asal Pak SBY," imbuh dia.

Simak Video 'AHY Singgung Permasalahan Pajak Sampai Utang Jumbo Pemerintah':

[Gambas:Video 20detik]



Kamhar menilai sikap Hasto yang mendukung sistem proporsional tertutup atau sistem coblos partai, tak terlepas dari histori pengalamannya yang pernah kalah sebagai caleg saat itu.

"Sebenarnya PDIP tetap memperoleh kursi di Dapil ini, namun bukan Hasto yang terpilih karena kalah perolehan suara dengan rekan separtainya akibat Putusan Mahkamah Konstitusi yang memberlakukan sistem proporsional terbuka sebagai hasil judicial review kader PDIP sendiri," kata dia.

"Karenanya jika kemudian Hasto getol menyuarakan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, ini lebih pada aspirasi yang berdasarkan pengalaman dan kepentingan pribadinya saja. Terang benderang bagi kita, sistem pemilu proporsional tertutup hanya untuk melayani kepentingan politisi yang pandai menjilat ke atas namun tak mampu merawat konstituen seperti Hasto," sambung Kamhar.

Lebih lanjut, Kamhar menegaskan sikap partainya mendukung sistem pemilu terbuka dan menolak sistem pemilu tertutup. "Tak hanya bertentangan dengan amanah reformasi, aspirasi kembali pada sistem pemilu proporsional tertutup juga mendistorsi demokrasi yang intisarinya adalah partisipasi yang seluas-luasnya dan kedaulatan berada ditangan rakyat. Partai politik hanyalah menjadi salah satu pilar demokrasi. Jadi nampak jelas Bung Hasto keliru dalam memberikan tafsir pendewasaan demokrasi dan penguatan partai politik akibat ambisi pribadi," ujar dia.

Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebelumnya mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak kepada rakyat miskin atau wong cilik. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan respons dingin atas pidato AHY.

Hasto, saat dimintai tanggapan, enggan menjawab langsung AHY. Alih-alih meminta pengurus DPP PDIP lainnya menjawab AHY, Hasto menyerahkan urusan ini kepada ketua umum ormas sayap PDIP saja.

"Nanti biar Wanto Ketum Repdem," kata Hasto kepada wartawan, Rabu (15/3).

Wanto Sugito merupakan Ketum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) PDIP organisasi sayap partai PDIP. Wanto Sugito juga merupakan Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan.

(fca/rfs)



Hide Ads