Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menilai Ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih menjanjikan dampingi Anies Baswedan di 2024 daripada Khofifah Indar Parawansa. PKS menilai wajar jika Andi Arief berpendapat demikian.
"Ya pasti lah Bang Andi Arief akan pilih AHY karena dia Demokrat. Saya juga pasti pilih Kang Aher karena PKS," kata Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri saat dihubungi, Kamis (9/3/2023).
Mabruri menyebut baiknya persoalan cawapres diserahkan kepada Anies Baswedan. Namun, jika mau berbicara siapa yang paling tepat, Mabruri menilai baiknya membandingkan dari rekam jejak di beberapa Pemilu sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai pertimbangan ya kita lihat rekam jejak dalam pemilihan-pemilihan sebelumnya. Khofifah, Aher, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno pernah menang di kontestasi pilkada level provinsi," ucapnya.
Mabruri menegaskan rekam jejak menang tersebut tidak dimiliki oleh AHY. Dia juga menyebut AHY pernah kalah di Pilgub DKI 2017 saat melawan Anies-Sandiaga Uno dan Ahok-Djarot.
"AHY sepengetahuan saya pernah kalah di DKI dan belum ada pengalaman menang. Jadi pengalaman menang juga penting. Ini kaitan dengan kesiapan mental memimpin," ujar dia.
Simak pernyataan Andi Arief di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Saling Puji AHY-Anies saat Demokrat Deklarasikan Capres':
Pernyataan Andi Arief
Sebelumnya, Partai Demokrat bicara terkait sosok yang menjanjikan untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. Menurut Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY lebih menjanjikan daripada Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa.
"Pilpres kita kan pilpres nasional, bukan pilpres yang basisnya wilayah atau geografi. Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jawa Timur dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia, jadi itu kesalahan berpikir," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (9/3).
Andi menyebut sosok pemimpin di daerah bukan berarti didukung penuh oleh masyarakatnya. Menurutnya gubernur tak langsung merepresentasikan dukungan di wilayah tersebut.
"Jadi misal kayak Pak Ganjar, Pak Ganjar paling cuma didukung 20, 30 persen di Jawa Tengah, kemudian Pak Ridwan Kamil di Jawa Barat hanya didukung oleh paling 10 persen di daerah. Jadi, bukan berarti representasi seorang gubernur itu pasti akan mewakili wilayah itu, itu kesalahan berpikir yang kedua," tuturnya.
Andi menyinggung sosok Khofifah yang digadang-gadang bakal mendampingi Anies sebagian cawapres. Ia menilai elektabilitas Khofifah masih di bawah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Khofifah juga potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei cawapes atau capresnya kan sangat jauh di bawah AHY. (Survei) yang berpasangan juga, Anies-AHY dan Anies-Khofifah, lebih besar Anies-AHY kira-kira itu data kuantitatifnya," kata Andi.
Andi menyebut AHY juga seorang Nahdatul Ulama (NU) jika dibandingkan dengan Khofifah. AHY, lanjut Andi, juga berpeluang besar untuk dipilih kaum perempuan.
Selain itu, ia juga menyebut pasangan Anies-AHY lebih menjanjikan dari tokoh lain. Meski demikian, Andi menekankan Anies Baswedan memiliki kewenangan penuh terkait cawapresnya kelak.
"Nah, itulah perlunya dalam simulasi-simulasi kami menunjukkan bahwa Anies-AHY yang cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah. Tapi sekali lagi, ini kan sudah kuasanya Pak Anies, silakan saja. Pak Anies kan sudah mengeluarkan 5 kriteria dan menurut kami kriterianya sangat masuk akal," jelas Andi.
"Jadi tidak ujug-ujug ya, kita lihat nanti dia memilih Pak AHY, Aher, Andika atau milih Khofifah. Kalau saya ditanya sebagai kader Demokrat, saya pasti memilih Pak AHY sebagai wakil," imbuhnya.
(maa/dnu)