"Clean and clear. Karena banyaknya sorotan kamera dan kerumunan yang membuat kuda sedikit panik, apalagi kontur jalannya yang memang seperti itu. Cenderung curam di titik keberangkatan. Ini peristiwa biasa yang tak perlu ditanggapi berlebihan," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani saat dikonfirmasi, Jumat (24/2).
Kamhar menyebut berlebihan jika ada pihak yang mengaitkan mundurnya kuda delman Anies dengan tanda alam menjelang Pemilu 2024. Kamhar meminta peristiwa ini tak dikaitkan dengan pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jika kemudian ada pihak-pihak yang memberikan tafsir terhadap peristiwa tersebut dengan tanda-tanda alam apalagi dikait-kaitkan dengan pemilu, ini 'lebay'. Seolah-olah mengerti bahasa kuda," ungkap Kamhar.
Menurutnya kedua hal itu merupakan konteks yang berbeda dan tak berhubungan. Tafsir liar di media sosial, lanjut Kamhar, tak mendapat tempat di sistem politik demokrasi.
"Dikait-kaitkan dengan politik dan pemilu yang beda konteks dan tak berhubungan sama sekali. Tafsir liar seperti ini, hanya mungkin terjadi pada kehidupan politik feodal. Pada sistem politik demokrasi yang berbasis rasional, ini anakronis atau tak ada tempat," ujarnya.
(rfs/rfs)