Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkit soal sistem pemilu usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia mengatakan sikap pemerintah sudah jelas mendukung pemilu dengan sistem proporsional terbuka atau coblos caleg.
Surya Paloh awalnya menjawab pertanyaan apakah dirinya bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal sistem pemilu saat dirinya bertemu beberpa waktu lalu. Dia mengaku tidak pernah bertanya lantaran sikap Pemerintah Jokowi sudah jelas soal itu.
"Saya tidak menyia-nyiakan waktu kesempatan yang ada, walau waktu 1 jam 20 menit itu terasa amat singkat, jadi saya tidak singgung mengenai masalah proporsional terbuka dan tertutup ini karena saya tahu sikap pemerintah sudah jelas," kata Paloh saat konferensi pers bersama AHY di DPP Partai Demokrat, Rabu (22/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paloh mengatakan Pemerintah Jokowi pasti mendukung pemilu yang akan datang dilakukan secara terbuka atau mencoblos gambar caleg. Dia pun bersyukur atas hal itu.
"Sikap pemerintah sudah memberikan apresiasi dan dukungan supaya terbuka. Dan saya mensyukuri ini," ucapnya.
Paloh mengaku akan bertanya soal sistem pemilu jika seandainya sikap pemerintah berbeda dengannya, yakni menginginkan agar pemilu dilakukan secara tertutup.
"Kalau tertutup baru barangkali saya bertanya 'kenapa tertutup?', kan mereka bilang terbuka, sayang gitu ya," imbuhnya.
Pernyataan AHY soal Sistem Pemilu
Dalam kesempatan yang sama, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga sempat bicara soal sistem pemilu. Pertemuan mereka salah satunya membahas perihal wacana sistem pemilu proporsional tertutup atau memilih caleg dengan menyoblos logo partai politik.
"Secara khusus kami membahas, dan luar biasa pak Surya Paloh ini mengatakan akan menjadi yang terdepan, dan kami akan menjadi yang terdepan NasDem mapun Demokrat untuk menolak isu yang saat ini juga terus meresahkan, yaitu wacana sistem pemilu proporsional tertutup versus proporsional terbuka," ujar AHY saat jumpa pers, Jakarta, Rabu (22/2).
AHY dan Paloh sepakat menilai sistem proporsional pemilu terbuka adalah terbaik. Sistem ini juga cocok dengan demokrasi Indonesia.
"Sejatinya kita yang terus mengalami perubahan-perubahan sepanjang zaman telah menyakini bahwa sistem pemilu proporsional terbuka adalah yang terbaik, yang relevan dan dibutuhkan dalam demokrasi semajemuk dan sedinamis Indonesia ini," katanya.
Menurut AHY, jika Indonesia kembali menggunakan sistem pemilu proporsional tertutup artinya Indonesia set back, mundur sekian belas tahun ke belakang. AHY mengatakan itu akan merugikan demokrasi Indonesia.
"Rugilah kita semua karena hak rakyat dirampas. Bukankah kita ingin memilih yang terbaik dari para wakil rakyat maupun pemimpin kita di negeri ini. Oleh karena itu, jangan sampai ada hal rakyat yang dirampas sehingga masyarakat dikunci membeli kucing dalam karung, siapa yang akan kita pilih, inilah sejatinya kenapa kita ingin mempertahankan sistem pemilu proporsional terbuka," jelas AHY.
(maa/gbr)