Partai Amanat Nasional (PAN) siap menyambut eks ketua umum partai politik sekaligus purnawirawan untuk bergabung. Kabar mantan Ketum Partai Hanura Jenderal TNI (Purn) Wiranto akan bergabung ke partai berlambang matahari putih tersebut kian berhembus kencang.
Mengenai kabar adanya mantan ketum parpol akan merapat ke PAN disampaikan oleh Waketum PAN Viva Yoga Mauladi. Viva menyebut Ketum PAN Zulkifli Hasan yang bakal menyampaikan langsung pengumuman tersebut.
"Sebentar lagi akan ada pengumuman resmi yang diumumkan ketum, ada mantan ketum parpol yang dulu pernah ada di DPR akan gabung ke PAN. Tunggu tanggal mainnya," kata Viva saat wawancara di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kian Terang Kabar Wiranto Bergabung ke PAN |
Kisi-kisi mengenai sosok misterius ini mulai terungkap beberapa hari setelahnya. Waketum PAN Yandri Susanto menyatakan mantan ketum parpol yang dimaksud merupakan seorang purnawirawan di pemerintahan.
"Yang mantan ketum ini insyaallah, betul, apa ya. Sekarang beliau di pemerintahan, purnawirawan," kata Yandri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, saat diwawancarai pada Kamis (16/2), memberikan analisis mengenai isu ini. Dia menyebutkan nama Wiranto.
"Di negara ini tak banyak purnawirawan yang jadi eks ketum partai dan berada di pemerintahan saat ini. Purnawirawan eks ketum partai yang saat ini ada di pemerintahan paling mungkin hanya Wiranto," kata Adi.
"Ada juga nama Sutiyoso, tapi Sutiyoso sudah bergabung dengan partai lain jika tak salah dan tak lagi di pemerintahan," lanjutnya.
Jejak Wiranto dan PAN
Wiranto dan PAN memiliki sejarah hubungan harmonis. Pada 2015 lalu, Wiranto pernah menjembatani PAN untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi.
Pada Pilpres 2014, PAN diketahui menjadi bagian dari Koalisi Merah Putih (KMP) untuk mendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. KMP terdiri dari Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan PBB menantang pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).
Pasangan calon Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) saat itu diusung oleh Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang terdiri dari PDIP, NasDem, PKB dan Partai Hanura.
Pada tahun 2015, PAN kemudian bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah Jokowi dan JK yang memenangkan Pilpres 2014. Wiranto yang saat itu menjadi Ketum Hanura menjembatani PAN untuk merapat ke KIH.
Pengumuman PAN bergabung ke pemerintah langsung disampaikan Wiranto September 2015 lalu. Wiranto menyebut lobi-lobi dilakukan sejak lama.
"Cukup lama ya, saya enggak inget, tapi lama, artinya enggak sesaat ini. Sehingga ada pemahaman bersama menyikapi kondisi seperti ini," kata Wiranto di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (2/9/2015).
Simak juga Video 'Gatot Nurmantyo Sebut Partai Ummat Evaluasi dari PAN':
Simak selengkapnya pada halaman berikut.
Wiranto memang menjadi perantara pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan pada pertemuan Rabu (2/9/2015) itu. Dirinya tak banyak berbicara pada saat jumpa pers, tetapi Wiranto menyebut bahwa Jokowi dan Zulkifli telah mengambil keputusan besar.
"Harus ada satu paradigma baru untuk ubah koalisi KIH-KMP menjadi koalisi nusantara. Itu apa? Koalisi seluruh komponen bangsa untuk melakukan langkah-langkah sehingga kita masih eksis sebagai bangsa dalam percaturan global yang sangat berat," ujar Wiranto.
Saat itu menurut Wiranto, adalah waktunya bekerja bersama-sama membangun ekonomi. Tanpa kontribusi semua pihak, maka akan terasa berat. Sementara persaingan global semakin ketat.
"Bukan soal rangkul merangkul. Ini soal kesadaran kita bersama bahwa paradigma koalisi yang saling berhadapan itu sudah tidak relevan lagi lah kalau bangsa ini menghadapi persaingan global yang sangat dahsyat seperti ini," kata dia saat ditanya apakah partai KMP lain juga akan dilobi.
Pada Selasa, 17 November 2015, PAN melalui Hanura kembali menyatakan dukungannya kepada pemerintah. Atas dukungan tersebut, PAN sebagai partai pendukung pemerintah menyatakan pihaknya otomatis masuk ke dalam Kerjasama Partai Politik Pendukung Pemerintah (KP3).
"PAN atas keikhlasannya, atas kepeduliannya terhadap negeri ini menyatakan mendukung. PAN menjadi satu kerjasama partai pendukung, otomatis PAN masuk ke KP3," ujar Wiranto yang saat itu menjabat ketua umum Hanura kepada wartawan usai pertemuan di kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/11/2015).
Selengkapnya pada halaman berikut.
Dengan demikian, Wiranto menilai bahwa polemik PAN tidak keluar dari KMP kemudian masuk ke KIH itu sudah tak relevan untuk dibahas.
"Namun saat ini saya sampaikan bahwa PAN masuk KP3 yang isinya bukan eks KIH tapi ya KP3 itu. Jadi Pak Zul (Zulkifli Hasan) sebagai pimpinan PAN akan memberikan peneguhkan pada masalah ini," jelas Wiranto.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Dirinya kembali menyatakan bahwa PAN bergabung dan mendukung pemerintahan Jokowi tanpa syarat.
"Jadi saya sudah berkali kali bicarakan di daerah memang tidak relevan lagi KMP-KIH. Kebijakan pemerintah harus didukung. Saya juga bersyukur kita menyatakan mendukung bergabung ke pemerintah ya otomatis bergabung ke teman-teman yang dukung pemerintah," kata Zulkifli.
"Sekarang kalau ada yang bertanya, supaya tidak terjadi perdebatan, jadi PAN terang benderang mendukung dan bergabung dengan pemerintah. Sama dengan teman-teman partai yang mendukung pemerintah lainnya," tuturnya.
(lir/gbr)