Surat yang disebut sebagai perjanjian utang eks Gubernur DKI Anies Baswedan terhadap Menparekraf Sandiaga Uno beredar di media sosial. Saat diminta respons terkait hal itu, Sandiaga menegaskan tak ingin memperpanjang.
"Jadi sekali lagi saya sampaikan, bahwa saya sudah memutuskan tidak ingin memperpanjang diskursus mengenai yang selama ini diberitakan," kata Sandiaga kepada wartawan di Poltekpar Makassar, Sabtu (11/2/2023).
Sandiaga mengatakan hal-hal yang beredar terkait perjanjian itu berpotensi memecah belah bangsa. Apalagi, di saat menjelang kontestasi pilpres yang sudah di depan mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena tentunya berpotensi memecah belah kita. Sementara kontestasi demokrasi ini harus kita sambut dengan penuh suka cita," ujarnya.
Sandiaga mengajak semua pihak untuk mengedepankan hubungan baik. Jelang pemilu 2024 ini, kata Sandiaga, sebaiknya dijadikan waktu untuk membicarakan gagasan demi pembangunan ke depan.
"Pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan dan harapan saya ya para pihak juga menyambut kontestasi demokrasi ini penuh dengan diskursus tentang gagasan, tentang bagaimana percepatan," ucapnya.
"Misalnya tadi saya cerita bagaimana pembangunan yang sudah di rel tepat ini bisa kita percepat dengan kebijakan-kebijakan yang akurat, berkaitan dengan sasaran pembangunan itu sendiri, sehingga akhirnya kita nggak menatap lagi masa lalu, kita menatap masa depan," ujarnya.
Sebelumnya, dilihat detikcom pada Jumat (10/2/2023), foto surat itu pertama kali diupload di media sosial Twitter oleh akun @B*sPu*wa. Foto secarik kertas itu bertuliskan 'SURAT PERNYATAAN, PENGAKUAN HUTANG III'.
Selengkapnya di halaman berikut