Sandiaga Tutup Buku Perjanjian Utang Anies Rp 50 M demi Fokus Pemilu

Sandiaga Tutup Buku Perjanjian Utang Anies Rp 50 M demi Fokus Pemilu

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 08 Feb 2023 07:50 WIB
Program hunian DP Rp 0 berbentuk rumah susun (rusun) jadi salah satu program unggulan Anies-Sandi. Simak perjalanannya dari awal hingga penampakannya terkini.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Foto: detikcom/file)
Jakarta -

Menparekraf Sandiaga Uno memilih tutup buku soal perjanjian utang eks Gubernur DKI Anies Baswedan Rp 50 miliar. Sandiaga kini ingin berfokus menatap Pemilu 2024.

Untuk diketahui, adanya perjanjian itu diungkap oleh Erwin Aksa di YouTube Akbar Faizal. Erwin Aksa telah mengizinkan pernyataannya dalam video untuk dikutip.

Erwin, yang kala itu menjadi pendukung Anies-Sandi pada Pilgub DKI 2017, menceritakan uang tersebut dibutuhkan agar roda logistik lancar dalam memenangi kursi DKI-1. Dia menyebut surat perjanjian utang-piutang ini disusun Rikrik Rizkiyana, pengacara Sandiaga saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu memang waktu putaran pertama, ya. Logistik juga susah. Jadi, ya, yang punya logistik kan Sandi. Sandi kan banyak saham, likuiditas bagus, dan sebagainya. Ya ada perjanjian satu lagi, yang saya kira itu yang ada di Pak Rikrik itu," kata Erwin.

"Intinya, kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barangkali ya. Ya pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit. Kira-kira begitu. Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies," katanya.

ADVERTISEMENT

Erwin menilai situasi logistik saat putaran pertama Pilkada DKI 2017 masih cenderung sulit. Dia menyebut nominal utangnya mencapai Rp 50 miliar.

"Karena waktu itu putaran pertama kan ya namanya juga lagi tertatih-tatih kan waktu itu. Jadi kira-kira begitu. Yang itu saya lihat. Dan itu ada di Pak Rikrik. Nilainya berapa, ya, Rp 50 miliar barangkali. (Apakah sudah lunas?) Saya kira belum barangkali, ya," ujar dia.

Sandiaga Menatap Masa Depan

Sandiaga tak ingin memperpanjang soal utang piutang dengan Anies Baswedan. Sandiaga mengaku ingin menatap masa depan.

"Ya, setelah saya salat istikharah, setelah saya menimbang, berkonsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini," ujar Sandiaga setelah menghadiri Harlah 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, Jalan Pahlawan, Wismasarinadi, Magersari, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).

"Lebih baik nanti para pihak yang mengetahui untuk bisa menyampaikan, tapi dari saya cukup sekian dan saya ingin fokus menatap masa depan," ujarnya.

Simak juga Video 'Jejak Anies di Pilgub DKI: Utang Rp 50 M-Janji Politik ke Prabowo':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikut

Sandiaga tak ingin soal utang piutang menjadi polemik jelang Pilpres 2024. Mengingat tahapan kontestasi Pilpres 2024 telah dimulai saat ini.

"Kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi, mari kita tatap masa depan dengan penuh rasa sukacita, gembira, dan persatuan dan kesatuan bangsa kita," kata Sandiaga.

Hensat Dapat Cerita dari Anies soal Perjanjian Utang Rp 50 M

Hingga kini, Anies Baswedan belum memberikan respons soal perjanjian utang Rp 50 miliar tersebut. Namun, Anies sempat menjelaskan tentang perjanjian itu ke Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio (Hensat).

Hensat mengaku dirinya ngobrol via telepon dengan Anies soal perjanjian utang Rp 50 miliar ini. Berdasarkan penjelasan Anies, menurut Hensat, perjanjian itu sudah selesai.

Dia mengatakan komitmen dalam perjanjian itu, jika Anies-Sandi menang dalam Pilkada DKI 2017, utang Rp 50 miliar itu dianggap selesai. Sementara itu, jika Anies-Sandi kalah, Anies akan mengganti utang tersebut kepada Sandi.

"Tujuannya untuk menjelaskan tentang utang piutang Sandi. Nah, Sandi sudah mengatakan dia nggak mau diperpanjang dan dia ikhlaskan," kata Hensat saat dihubungi, Selasa (7/2/2023).

"Nah, sebetulnya perjanjian itu bukan lunas, bukan diikhlaskan, tapi sudah selesai, karena perjanjiannya adalah kalau kalah Anies harus mengembalikan, kalau menang selesai perjanjiannya, dia tidak mengembalikan apa-apa," lanjutnya.

Hensat mengaku, kepadanya, dipertunjukkan isi perjanjian oleh Anies, namun dia enggan membeberkan hal itu. Anies, kata Hensat, tidak terganggu oleh kehebohan isu tersebut.

"Ya gua lihat perjanjiannya, tapi nggak boleh disampaikan, saya ditunjukin. Anies nggak merasa terganggu, makanya yang disuruh bicara Hensat, karena sudah selesai perjanjiannya pada saat Anies menang pilgub. Jadi intinya itu bukan ikhlaskan, bukan lunas, tapi bahasanya selesai karena Anies-Sandi menang dalam Pilgub Jakarta," ujarnya.

Hensat mengatakan Anies tidak mengetahui alasan isu tersebut diangkat belakangan ini. Hensat menduga hal itu untuk memperburuk citra Anies.

"Tapi kenapa hal ini diangkat tiba-tiba, ya nggak tahu mungkin ini untuk mengganggu atau mencitrakan Anies nggak commit, tapi Anies commit, perjanjian itu selesai dan perjanjian yang ada adalah setelah itu antara Anies dengan rakyat Jakarta," ujarnya.

(eva/isa)



Hide Ads