Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi merespons beda pandangan Partai NasDem dan Demokrat soal Anies Baswedan antitesis pemerintah saat ini. Viva menyebut sebaiknya konsep realisasi koalisi perlu dirumuskan.
"Makanya sebelum merealisasikan koalisi, parpol (partai politik) perlu merumuskan paltform dan rencana program kerja koalisi sehingga diharapkan figur yang diusung sebagai pasangan calon di pilpres dapat menjalankan cita-cita koalisi di pemerintahan," kata Viva dalam keterangannya, Jumat (3/2/2023).
Viva mencontohkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang menerapkan langkah itu untuk mempersatukan visi. Setelah dirumuskan melalui rancangan, barulah figur capres dideklarasikan.
"Cara seperti ini adalah model koalisi KIB, yaitu merumuskan platform dan rencana program koalisi dulu. Lalu, mengidentifikasi figur yang tepat untuk merealisasikan di lapangan," tutur Viva.
Ia menyinggung istilah 'perubahan' yang disematkan Partai NasDem, Demokrat dan PKS. Ia menyoroti perbedaan pendapat terkait kepemimpinan Anies Baswedan.
"Publik juga mesti ingin mengetahui dan membutuhkan kejelasan tentang istilah 'perubahan' dalam sebuah nama koalisi. Apakah bersifat frontal atau moderat. Dari perdebatan pemikiran Mas Ali dan Mas Kamhar, masyarakat tentu akan menilai bahwa konsep dan pemikiran NasDem ternyata berbeda dengan Partai Demokrat," imbuhnya.
Dia menilai semestinya ada titik temu terkait karakter Anies yang disebut sebagai antitesis pemerintah saat ini. Namun, di sisi lain disebut mirip dengan kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Tapi ya semua tergantung keputusan mereka saja bagi parpol yang mau berkoalisi. Saya membatasi diri tidak masuk wilayah internal mereka, ini namanya pilihan politik dalam menyusun platform koalisi dan tentu juga akan mempertimbangkan strategi kampanye dan pemenangan paslon di pilpres," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Momen Kedatangan PKS ke NasDem Tower