Di Balik Pertemuan Mendadak Paloh dan Jokowi di Istana

Di Balik Pertemuan Mendadak Paloh dan Jokowi di Istana

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 28 Jan 2023 08:18 WIB
Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-4 Partai NasDem di Kemayoran, Jakarta, Rabu (15/11).
Jokowi bersama Surya Paloh di rakernas NasDem (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mendadak bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara pada Kamis (26/1) sore. Partai NasDem pun buka suara terkait pertemuan tersebut.

Kabar pertemuan Surya Paloh dan Jokowi ini awalnya disampaikan oleh Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni. Dia menyebut pertemuan keduanya bermakna positif.

"Iya (Surya Paloh bertemu Jokowi), kemarin sore saya dengar," kata Sahroni saat dikonfirmasi, Jumat (27/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini menyebut pertemuan dilakukan secara mendadak. Pertemuan itu berlangsung di Istana Negara.

"Mendadak juga (pertemuannya), di Istana," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sahroni mengaku belum mengetahui isi pembicaraan keduanya. Namun demikian, dia menyebut pertemuan itu bersifat positif.

"Belum tahu, feeling saya pasti positif karena sudah dipanggil," ujarnya.

Dia juga menyebut pertemuan itu sebagai pertanda tidak ada persoalan antara Surya Paloh dan Jokowi.

"Bukti bahwa memang hubungan Pak surya sama Pak Presiden baik-baik saja," ujar dia.

Apa makna pertemuan keduanya? Simak di halaman berikutnya.

Simak Video 'Elite NasDem Yakin Pertemuan Jokowi-Paloh Ada Pembahasan Pilpres':

[Gambas:Video 20detik]



Arahan Surya Paloh ke Kader NasDem Usai Bertemu Jokowi

Ketua DPP NasDem Charles Meikyansyah mengungkap ada lanjutan dari pertemuan Surya Paloh dan Jokowi. Dia menyebut ada arahan Paloh usai bertemu dengan Jokowi.

Mulanya Charles mengatakan pertemuan Paloh dan Jokowi sudah direncanakan sejak lama. Namun, sebut dia, keduanya baru ada kesempatan bertemu.

"Ya kalau dibilang mendadak sebenarnya nggak juga ya, karena itu udah beberapa hari ini lagi cari waktu yang tepat. Kemarin waktu yang ada, baik Pak Surya Paloh sebagai Ketum Partai NasDem dengan Presiden Jokowi," kata Charles saat dihubungi.

Charles menilai ada banyak hal yang menjadi isi pembicaraan Jokowi dan Paloh. Namun dia menyerahkan kepada dua tokoh itu untuk menyampaikannya ke publik.

"Saya pikir kalau dua tokoh bangsa ini ketemu, presiden dengan bapak bangsa salah satunya dalam hal ini Pak Surya Paloh, saya pikir akan banyak sekali yang dibicarakan antara mereka berdua. Tapi inti pembicarannya, ya, karena mereka empat mata, saya pikir lebih elok yang ngomong mereka berdua ya," ujar dia.

Charles mengungkapkan arahan Surya Paloh kepada kader masih tak berubah, yakni tetap mendukung koalisi pemerintahan Jokowi hingga habis masa jabatan.

"Nah kalau arahan-arahannya tetaplah kalau Pak Surya kan. Arahannya, ya, kita ini adalah koalisi kuat yang mendukung Pak Jokowi sampai 2024. Kalau hal-hal yang monumental lainnya saya kok lebih pas salah satu dari beliau yang lebih pas bicara, menyampaikan kepada kita," kata Charles.

Meskipun demikian, Charles meyakini pertemuan Jokowi dan Paloh turut membahas masalah-masalah kebangsaan terkini. Menurutnya, hal ini lumrah dibahas oleh kedua tokoh tersebut.

"Ya kami juga sudah beberapa hal memang beliau sampaikan. Ya pertemuan ya pastilah ini masalah-masalah terkini dari kebangsaan, pastilah jadi pembahasan kedua tokoh ini kan. Dan saya pikir ini hal yang wajar banget dilakukan Pak Jokowi dan Pak Paloh," kata dia.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Surya Paloh dan Jokowi Bak Kakak Beradik 3 Bulan Tak Komunikasi

Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto menyebut pertemuan kedua tokoh itu bagaikan kakak beradik.

"Karena sudah menjadi konsumsi publik ternyata ya, bahwa betul kemarin tepatnya kurang lebih jam dua, itu Pak Surya itu bertemu dengan presiden di istana. Dibahas adalah sekali lagi dua tokoh yang kangen-kangenan sebetulnya. Jadi ekspresi yang nampak, kebetulan saya pertanyakan kepada pak Surya, bagai kakak adik yang kurang lebih selama tiga bulan tidak berkomunikasi lantas berkomunikasi dengan sangat baik," kata di kepada wartawan di kediaman Anies Baswedan.

Sugeng menduga pertemuan keduanya pasti berbicara tentang bangsa. Dia menyebut keduanya pasti bicara terkait tantangan ekonomi, sosial budaya, dan berbagai persoalan lainnya.

"Saya menduga bahwa ini adalah cara membangun kebersamaan, saya tahu persis karena saya sering mendampingi pak Surya ketemu Pak Jokowi. Beliau-beliau ini kalau bertemu pasti berbicara tentang bangsa, berbagai tantangannya dan secara implisit karena, dan saya kan tidak mau mengorek-ngorek lebih jauh ya, ya seperti biasanya lah kita ketemu. Bangsa ini ada tantangan ekonomi, tantangan sosial budaya, Dan sebagainya, maka ketemu," jelasnya.

"Maka kami-kami itu bahagia betul rasanya, kenapa? Semua pihak Saya Kira sadar ya bahwa sekali lagi tokoh-tokoh besar ini tidak hanya pak Surya, tidak hanya pak Jokowi, tapi tokoh-tokoh yang lain alangkah eloknya gitu, alangkah bagusnya kalau saling membahas persoalan bangsa secara bersama-sama. Duduk membahas berbagai persoalan," lanjut dia.

PDIP berkata lain, simak selengkapnya di halaman berikutnya.

NasDem Yakin Pertemuan Bahas Pilpres 2024

Tak hanya itu, Sugeng juga meyakini pertemuan keduanya membahas soal Pilpres 2024. Pasalnya, kata dia, prosesi Pemilu 2024 akan dimulai dalam waktu dekat.

"Betul juga bahwa dalam waktu dekat Kita akan ada prosesi besar pemilu, misalnya, nah itu kan membutuhkan kondusifitas yang baik dan itu yang dibahas oleh Pak Surya," jelasnya.

"Secara eksplisit, sekali lagi saya tidak mengorek lebih jauh. Ini biarkan menjadi, kita kan juga harus menghormati. Bahwa Saya yakin (Pilpres 2024) dibahas gitu loh, saya yakin, itu interpretasi saya," lanjut dia.

PDIP Yakin Terkait Reshuffle Kabinet

Bertolak belakang dengan NasDem, PDIP meyakini pertemuan Surya Paloh dan Jokowi terkait reshuffle kabinet. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meyakini pertemuan itu sebagai pemberitahuan bahwa akan ada reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi.

"Ya bagi Presiden Jokowi sebelum mengambil keputusan-keputusan penting, itu kan juga melakukan dialog, pemberitahuan, misalnya akan ada reshuffle itu kan ada pemberitahuan," ujar Hasto kepada wartawan, di Kantor DPC Kota Bandung, Jawa Barat.

"Tetapi pertemuan dengan Bapak Surya Paloh ya bagaimana pertemuan dengan ketua umum parpol yang lain," sambungnya.

Hasto mengatakan Jokowi selalu membuka diri berdialog untuk kepentingan bangsa dan negara. Namun, bila dialog itu disalahgunakan, Jokowi dinilai punya kewenangan untuk mengambil tindakan strategis.

"Tapi ketika dialog itu kemudian ada yang menyalahgunakan, hanya untuk kepentingan politik sesaat, hanya untuk kepentingan partainya, maka ya Presiden Jokowi ya punya suatu kewenangan untuk mengambil suatu tindakan strategis sesuai dengan kewenangan presiden," tuturnya.

Hasto menegaskan isu reshuffle hanya terjadi jika Jokowi menggunakan hak prerogatifnya. Dia meyakini reshuffle dilakukan dengan tujuan memaksimalkan kinerja kabinet.

"PDI Perjuangan percaya bahwa ketika reshuffle itu dilakukan, betul-betul bertujuan meningkatkan efektivitas dan kinerja dari kabinet. Jadi kita tunggu saja keputusan dari Bapak Presiden," ujar dia.

(maa/maa)



Hide Ads