Politikus PDIP Deddy Sitorus membeberkan sejumlah alasan pengusungan Anies Baswedan sebagai bakal capres NasDem disorot koalisi. Salah satu alasan adalah pernyataan kader NasDem soal Anies antitesis Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tetapi kan komplikasi ini terjadi oleh dua hal, pertama oleh hubungan atau komunikasi Pak Jokowi dengan Pak Surya Paloh, mereka bisa jawab itu. Yang kedua kemudian kita yang merasa cukup dekat NasDem," kata Deddy dalam diskusi Adu Perspektif kolaborasi detikcom dengan Total Politik bertema 'Koalisi Partai: Makin Erat atau bubar', Senin (16/1/2023).
"Lalu yang ketiga karena apa, Anies yang dicalonkan lalu sebagian dari kader NasDem dengan cepat meng-endorse, atau mem-branding yang namanya Anies Baswedan itu sebagai antitesa dari Pak Jokowi. Jadi itu ada di ruang publik," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deddy menyebut Anies dalam beberapa kesempatan juga mulai mengkritik kebijakan pemerintah Jokowi. Di antaranya, kata dia, mengenai hutang luar negeri hingga infrastruktur.
"Bahkan Anies di beberapa kesempatan mengatakan mulai dari kemarin itu ada soal infrastruktur, hutang luar negeri, soal IKN itu dibantah, walaupun kemudian dikoreksi lagi," kata dia.
Menurut Deddy, presiden pengganti Jokowi memang tidak terikat 100% dengan program yang telah dijalankan. Dia lantas menyinggung soal perencanaan jangka panjang sehingga pembangunan berkesinambungan.
"Kita juga tidak bisa bilang bahwa siapa pengganti Pak Jokowi terikat 100% pada apa yang sudah direncanakan oleh Pak Jokowi, nggak. Kita sebagai partai malah berpikir bagaimana bangsa ini membuat, satu, rencana pembangunan jangka panjang, tidak seperti masa sekarang," tutur dia.
Deddy menyebut pencalonan Anies Baswedan memang berbeda dengan Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. Dia menyebut Prabowo dan Airlangga beserta kader partai tidak seperti Anies.
"Ini kan kemudian menjadi pertanyaan kita, apakah 10 tahun fundamen-fundamen yang kita bangun ini kemudian akan dinegasikan akan ditinggalkan, akan dianggap salah atau bagaimana, ini kan yang harus dijawab juga. Ini menurut saya menjadi alasan ini berbeda dengan yang lain. Itu yang menurut saya menjadi salah satu alasan ini menjadi berbeda dengan yang lain, karena tidak ada Pak Airlangga katakanlah atau Pak Prabowo mengatakan hal yang sama dengan Anies atau kader NasDem di ruang publik," katanya.
Respons Wasekjen NasDem
Wasekjen NasDem Hermawi Taslim lantas merespons pernyataan Deddy itu. Dia menekankan bahwa terkait Anies antitesis Jokowi sudah diselesaikan oleh internal partai.
"Tentang antitesa secara resmi DPP memberi klarifikasi dan menyelesaikan secara internal," kata Taslim.
Lebih lanjut, Taslim juga mengungkit pesan Ketum NasDem Surya Paloh saat mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres. Menurutnya program Jokowi akan dilanjutkan jika Anies terpilih jadi presiden.
"Jadi ketika deklarasi Anies, Pak Surya mengatakan 'kita memilih Anies untuk melanjutkan pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi dan memperbaiki'," katanya.
"Kemudian kami memutuskan deklarasi Anies setelah melakukan pendalaman begitu lama, saya membaca banyak sekali referensi termasuk keluarga beliau, saya presentasikan akhirnya," imbuhnya.