Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri merespons pernyataan Waketum NasDem Ahmad Ali terkait cawapres yang dipaksakan koalisi bisa bubar. Mabruri menyinggung 'Koalisi Perubahan' yang belum terbentuk hingga sekarang.
"Orang terbentuk aja belum, masa mau bubar gimana?," kata Mabruri saat dihubungi, Jumat (13/1/2023).
Mabruri menyebut pihaknya terbuka dengan nama-bama cawapres yang baru-baru ini disuguhkan ke publik. Meski demikian, partainya mengusahakan agar Ketum PKS Ahmad Heryawan (Aher) maju sebagai cawapres dari tim kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tetap usaha dengan Kang Aher, karena kan dari segi kapasitas oke. Cuma, masalahnya elektoralnya kurang bagus. Kita coba saja nanti yang penting semua partai koalisi seneng lah," ujar Mabruri.
'Koalisi Perubahan' Bisa Bubar
Sebelumnya, Partai Demokrat berharap Ketum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bisa dideklarasikan Koalisi Perubahan (PKS, Demokrat, NasDem) sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan. Waketum NasDem, Ahmad Ali, menyampaikan harapan itu belum dibicarakan di internal dan juga dengan Anies.
"Kita berharap bahwa Koalisi Perubahan yang akan diusung ini membicarakan untuk hal yang lebih besar. Sejak awal kita bersepakat koalisi ini untuk membentuk koalisi yang setara, tidak ada orang yang memaksakan kehendaknya dalam koalisi ini," kata Ali saat dihubungi, Selasa (10/1).
Dia mengatakan NasDem juga berdiskusi dengan PKS dan Demokrat ketika mengumumkan Anies sebagai calon presiden. Dia berharap ada kesinambungan dalam diskusi terkait koalisi.
"Kalau kemudian ada partai yang membuat syarat kadernya harus menjadi calon wakil presiden misalnya, dan itu menjadi suatu aturan maka saya pastikan koalisi ini akan bubar. Jadi karena sampai hari ini kita belum membicarakan itu. Anies belum membicarakan itu," lanjutnya.
Ali menuturkan koalisi perubahan harus memiliki pemahaman yang sama. Untuk itu, kata Ali, segala keputusan harus dibicarakan bersama-sama.
"Intinya kan kita harus punya pemahaman yang sama. Koalisi itu kan tidak ada orang yang merasa pemimpin di koalisi ini, tidak ada orang yang merasa lebih dibutuhkan, tidak ada orang yang memaksakan keinginannya, jadi semua kita bicarakan secara bersama-sama," ujarnya.
Ali menyampaikan masing-masing partai Koalisi Perubahan mengajukan cawapres kecuali NasDem. Ali mengatakan yang terpenting sosok yang akan mendampingi Anies dalam Pilpres 2024 nantinya bisa mendongkrak suara yang tak cuma pemilih Anies.
"Kita berkoalisi tiga partai, NasDem sudah sejak awal melihat Anies sebagai capres dia bukan kader NasDem dan tidak pernah me-NasDem-kan Anies. Kemudian juga PKS, kemudian juga Demokrat. PKS menawarkan Aher, Demokrat menawarkan AHY, nah kalau semua bicara kemungkinan partainya, pertanyaannya NasDem gimana? Kami sudah lah, kita tidak bicara NasDem dapat apa, yang penting kita mau mengajukan capres ini kan dengan pertimbangan harus menang," ucapnya.
Dia menilai harapan Demokrat sah-sah saja ingin AHY menjadi cawapres Anies. Menurutnya hal itu masih terlalu prematur.
"Yah itu sah-sah aja sebagai harapan, tapi di kertas kita belum pernah bicarakan dan Pak Anies belum pernah bicarakan itu kepada Partai NasDem. Jadi saya pikir ini masih hal yang terlalu prematur," jelasnya.
Lebih lanjut Ali tidak mau dalam Koalisi Perubahan terjadi 'penguncian' hanya karena memaksakan kehendak. Dia memastikan apabila ada 'penguncian' terhadap cawapres Anies, Koalisi Perubahan bisa saja bubar.
"Ini bukan harga mati yang kemudian kalau tidak AHY kami tidak mau. Ya itu namanya mengunci kan. Kalau terjadi seperti itu, saya pastikan koalisi ini tidak berjalan," ungkap dia.
Simak Video 'Jawaban AHY ke NasDem soal Prediksi Koalisi Bubar Jika Paksakan Cawapres':