Ketua Komisi II RI Ahmad Doli Kurnia menanggapi pernyataan dari Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih terkait dugaan kecurangan KPU untuk meloloskan Partai Gelora. Doli menyebut hal itu harus diklarifikasi dengan pihak terkait.
"Mereka menyampaikan penemuan mereka, dugaan-dugaan yang selama ini mengemuka soal adanya kecurangan pada saat proses verifikasi faktual. Nah, mereka menyampaikan ada beberapa bukti-buktilah ya," kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Doli menjelaskan pengalihan rapat menjadi tertutup lantaran khawatir publik salah tafsir. Padahal, kata dia, pernyataan yang disampaikan koalisi sipil belum terkonfirmasi dari terduga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini dugaan ya kan, saya khawatir nanti punya penafsiran yang macam-macam kalau memang tidak dijelaskan, makanya saya langsung tutup buat langsung pertemuannya tertutup," tutur Doli.
"Itu (klaim bukti-bukti) jangan jadi liar ke mana-mana, itukan pihak kita nggak tahu tingkat kebenarannya seperti apa. Ini kan masih dugaan, supaya tidak dugaan-dugaan maka kemudian harus kita klarifikasi," ujarnya.
Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) itu, perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih Hadar Nafis Gumay sempat menampilkan layar diduga percakapan anggota KPU Provinsi. Ia menilai ada keresahan dari dugaan intervensi KPU Pusat.
"Kemudian ada satu gambar lagi, sekadar contoh juga, ini adalah komunikasi antar anggota KPU Provinsi yang resah lah, tapi bagian ini yang saya anggap penting," kata Hadar.
Ia kemudian membacakan percakapan salah satu anggota KPU Provinsi tentang intervensi itu.
Setelahnya pernyataan Hadar, Doli Kurnia menyebut hal ini harus dikonfirmasi karena menyeret nama banyak pihak. Rapat kemudian diputuskan berjalan tertutup.
Simak Video '8 Fraksi DPR Minta MK Tolak Gugatan Pemilu Proporsional Tertutup':