Ridwan lantas mengulas balik perjalanan dirinya bersama Soekarwo dan Soenarjo di Golkar. Saat bersama-sama membangun partai di era orde baru.
"Kami bertiga bersama-sama membesarkan Golkar di era orde baru sampai pada saatnya Partai Golkar menjadi partai politik sehingga ada UU yang menyatakan PNS tidak boleh berpartai," tutur Ridwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut Soekarwo pada dasarnya merupakan PNS yang berorientasi kepada Golkar. Karwo dikatakan sempat menjabat sebagai pengurus Golkar di era orde baru.
"Dan Pak Karwo tercatat sebagai pengurus Golkar di era Orde Baru, yaitu sebagai Ketua biro OKK biro organisasi keanggotaan dan juga sebagai wakil ketua Golkar Jatim di era awal reformasi," ungkapnya.
Jejak Karier Politik Soekarwo
Dikutip dari laman Wantimpres, Selasa (3/1/2022) Soekarwo lahir di Madiun pada 16 Juni 1950. Ia merupakan alumnus S-1 Hukum Fakultas Hukum, Universitas Airlangga pada tahun 1979. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan di bidang ekonomi dari almamaternya karena inovasi 'Jatimnomics' miliknya.
Pakde Karwo memulai kariernya dengan bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Ia pernah menjadi Kepala Cabang Dinas Pendapatan Jatim (1983-1994), Kepala Subdinas Perencanaan Dinas Pendapatan (1994-1997), Kepala Dinas Pendapatan (1997-2003) hingga Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (2003-2008).
Ia juga sempat menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Jatim Surabaya (2005-2008). Pakdhe Karwo pun mulai terjun ke politik. Ia maju usai diusung oleh Golkar. Namun, pada tahun 2015, Karwo pindah ke Demokrat.
Ia bahkan menjabat sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim. Menjelang Pilpres 2019, Soekarwo sempat bertemu dengan timses Jokowi. Namun, Soekarwo saat itu membantah berbicara soal masa depan politik.
Usai Jokowi terpilih kembali, Soekarwo ditunjuk sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2019-sekarang). Saat dilantik sebagai Wantimpres, Soekarwo sudah menyatakan keluar dari Demokrat sejak Mei 2019.
(eva/rfs)