Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical memberikan catatan akhir tahun di 2022 ini. Dia menilai secara umum situasi pemerintahan dan kemasyarakatan cukup terkendali dan relatif stabil ditambah perekonomian nasional yang menunjukkan arah positif.
"Perekonomian nasional di 2022 ditandai dengan tren pertumbuhan yang positif dari 5,01% di kuartal I naik menjadi 5,72 % di kuartal III, setelah pemerintah dan masyarakat melampaui masa kritis pandemi covid dalam 3 tahun terakhir. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh konsumsi domestik dan ekspor beberapa komoditi andalan yang berasal dari sumberdaya alam serta keberhasilan dari hilirisasi pengolahannya," kata Ical dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/12/2022).
Menurut Ical, situasi politik dan perekonomian yang relatif stabil dapat menjadi modal untuk tahun 2023. Namun, diperlukan juga kewaspadaan situasi politik nasional menjelang pemilu 2024 yang berpotensi munculnya kegaduhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontestasi 5 tahunan ini yang diikuti oleh parpol peserta pemilu dan calon presiden/wakil presiden sering ditandai dengan 'riuh-rendah' dan terkadang diwarnai kegaduhan. Setiap peserta pemilu harus bekerja sama mensukseskan pemilu 2024 sebagai 'pesta demokrasi' dengan bersaing secara sehat dan lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa serta melaksanakan prinsip 'jujur dan adil' dengan konsisten terutama oleh penyelenggara pemilu dan penyelenggara negara," kata Ical.
Baca juga: Airlangga: 2024 Hindari Politik Identitas! |
"Dengan demikian Pemilu 2024 diharapkan dapat menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang berkualitas," imbuh dia.
Ical menilai kontestasi Pemilu 2024 hendaknya merupakan momen kelanjutan, perbaikan dan perubahan bagi bangsa. Kelanjutan itu, kata Ical, berupa keberhasilan yang sudah dicapai dan perbaikan dari kekurangan dan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dia meminta masyarakat tidak memilih capres berdasarkan popularitas. Ical menilai capres yang dibutuhkan yakni sosok yang bisa mengayomi seluruh komponen bangsa dan menjalankan visi 5 tahun ke depan.
"Dengan demikian Pilpres 2024 tidak hanya memilih seorang calon presiden karena popularitasnya tapi juga memilih seorang pemimpin bangsa yang dapat mengayomi seluruh komponen bangsa serta mempunyai visi kenegaraan dan konsep pembangunan 5 tahun ke depan secara jelas sebagai bagian dari tujuan bernegara sebagaimana digariskan dalam pembukaan konstitusi yakni 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'," ujarnya.
Minta Kader Golkar Solid
Berdasarkan situasi sosial politik dan kondisi perekonomian nasional yang diperkirakan terjadi di tahun 2023, Ical mengingatkan perlunya peningkatan peranan aktif dan solid dari segenap kader dan komponen Partai Golkar untuk mensukseskan pemilu 2024 dan perekonomian nasional.
Ical menilai soliditas Partai Golkar selama ini tetap terjaga. Soliditas dan konsolidasi partai merupakan prasyarat untuk memenangkan pileg dan pilpres 2024 serta peningkatan peranan partai dalam dalam memajukan bangsa dan negara.
"Saya berharap agar tahun 2023 dapat dijalani sebaik-baiknya, dapat mengatasi rintangan dan tantangan secara bersama sesama komponen bangsa, dengan demikian kita berharap agar 2023 berlangsung aman dan menghasilkan perbaikan bagi rakyat , bagi bangsa dan negara," kata Ical.
(eva/gbr)