Lembaga survei Charta Politika merilis survei yang menunjukkan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi lebih baik dari era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menganggap survei tersebut berpotensi problematik.
"Kami menghargai ini sebagai sebuah hasil survei, namun ada beberapa hal yang berpotensi problematik dan memerlukan penjelasan lebih lanjut terhadap hasil survei ini," kata Kamhar dalam keterangannya, Jumat (23/12/2022).
Kamhar menilai upaya membanding-bandingkan kinerja dua tokoh pemimpin bangsa ini tak etis. Menurutnya, perbandingan antara pemerintahan Jokowi dan pemerintahan SBY tak relevan.
"Lagi pula untuk membandingkan dan menilai keberhasilan suatu pemerintahan itu memiliki dimensi yang luas. Pada sektor dan aspek apa saja yang menjadi penilaiannya. Misalnya dari sisi ekonomi, politik, hukum, demokrasi, sosial, hubungan internasional dan sebagainya. Ini mesti clean and clear," tutur Kamhar.
"Penilaian ini tak bisa hanya pendekatan kuantitatif saja, mesti juga dibarengi dengan pendekatan kualitatif yang memotret penilaian para opinion leader yang benar-benar kompeten pada sektor-sektor tersebut agar penilaian yang diperoleh relatif objektif," sambungnya.
Sementara, Wasekjen Demokrat Irwan Fecho menilai survei yang dilakukan Charta Politika memiliki keterbatasan. Menurutnya, pertanyaan yang diutarakan terlalu bias.
"Hasil dari pertanyaan tersebut juga bersifat sangat umum. Lebih baik dan tidak baik dari sisi apa tidak begitu rinci dan jelas. Contohnya saja, pertumbuhan ekonomi jaman Pak SBY sampai 6% sesuatu yang belum diraih pak Jokowi sampai saat ini, pendapatan per kapita zaman Pak SBY berakhir naik 3,5 kali lipat dari zaman Bu Mega dan sampai saat ini Jokowi baru naik 1,5 kali lipat dari zaman Pak SBY," katanya.
Hasil responden menyatakan 47,5% lebih baik pemerintahan era Pak Jokowi dan 40,4% menyatakan lebih baik pemerintahan era Pak SBY menurut Irwan terlalu tipis. Irwan juga menyinggung terkait etika.
"Hanya berkisar 7,1% dengan margin of error (MoE) 2,83%. Tingkat selisih yang begitu tipis itu menandakan bahwa bisa saja hasilnya justru terbalik. Lebih baik era pemerintahan Pak SBY daripada era Pak Jokowi," ungkapnya.
Sebelumnya, lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terkait pandangan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dengan era SBY. Hasilnya, 47,5% responden menganggap pemerintahan Jokowi lebih baik dibanding pada era SBY.
Survei tersebut dilaksanakan pada 8-16 Desember 2022, melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1.220 responden yang tersebar di 34 provinsi. Sampel dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%.