Partai Demokrat menjawab Partai NasDem yang merasa tidak boleh berwacana karena membicarakan kans Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjadi cawapres Anies Baswedan. Partai Demokrat menegaskan tidak pernah melarang wacana.
"Tidak ada yang kami sampaikan melarang berwacana sesama calon mitra koalisi antara Nasdem, Demokrat dan PKS. Tentunya penyampaian pendapat dapat menyemangati semua mitra. Konstruktif dan membawa manfaat untuk semua pihak," kata Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution saat dihubungi, Kamis (17/11/2022).
Syahrial mengingatkan dasar dari kerja sama calon koalisi perubahan adalah perubahan dan perbaikan. Karena itu, dia berharap agar semua partai dalam koalisi memiliki wacana yang saling menguatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dasar dari kerja sama koalisi adalah platform perubahan dan perbaikan. Jelas sekali kesepahaman itu yang dibangun di level komunikasi tertinggi. Semua mitra pada posisi setara dan saling menguatkan. Kalau satu melemahkan yang lainnya memang akan jadi pertanyaan, koalisi apa ini?" ucapnya.
Selain itu, Syahrial menjawab Ahmad Ali yang mengungkit sikap Demokrat mengusulkan duet Anies-AHY. Syahrial menegaskan Demokrat berhak mengusulkan duet tersebut.
"Salahnya di mana (usulkan AHY jadi cawapres)? Kan kita sepakat mau jadi mitra koalisi. Demokrat punya hak untuk mengajukan Mas AHY sebagai calon wapres. Begitu pun dengan PKS mengajukan Kang Aher sebagai calon pendamping Anies. Nasdem juga sepakat menyerahkan kandidat cawapres kepada Mas Anies. Semua berjalan smooth, karena ada kesepahaman dan kesetaraan," ujarnya.
Simak selengkapnya pernyataan NasDem di halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Ini Momen Anies dan Gibran Sarapan Bareng di Solo
Pernyataan NasDem
Sebelumnya, Partai Demokrat meminta Partai NasDem disiplin usai waketumnya, Ahmad Ali, membicarakan kans Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjadi cawapres Anies Baswedan. Partai NasDem mempertanyakan balik ke Partai Demokrat soal kedisiplinan itu.
"Kedisiplinan apa yang kemudian dilanggar oleh NasDem? NasDem sampai hari ini tidak pernah melanggar komitmen apa yang sedang dibicarakan di rencana mitra koalisi," kata Ahmad Ali saat dihubungi, Rabu (17/11).
Ali meminta Demokrat tak perlu sensitif dalam merespons wacana-wacana yang muncul. Ali tak terima jika ada kesan pelarangan memunculkan wacana di dalam 'Koalisi Perubahan' yang bakal dibentuk.
"Tapi yang ingin saya bilang begini, bahwa teman-teman di Partai Demokrat nggak perlu sensitif. Kedua, kita tidak pernah menyepakati atau melarang untuk orang berpendapat ya kan. Kemudian mengapa harus terganggu dengan pernyataan-pernyataan seperti itu. Itu kan wacana merespons apa yang ada. Jadi NasDem itu tidak pernah akan masuk di ruang tentang wakil presiden kerena itu domain Anies," kata Ali.
"Tapi masak, untuk kemudian, memberi wacana saja sudah tidak dibolehkan dalam berkoalisi, ini koalisi apa ini?" imbuhnya
Ali memastikan urusan penentuan cawapres tetap menjadi sepenuhnya kewenangan Anies. Di sisi lain, kata Ali, hingga saat ini tak pernah ada kesepakatan bahwa cawapres Anies harus berasal dari kalangan internal koalisi.
"Karena sampai hari ini kita juga tidak punnya kesepakatan, toh, untuk kemudian menyepakati bahwa cawapres itu berasal dari internal koalisi," kata anggota Komisi III DPR itu.
Ali lantas mengingatkan agar tak ada yang merasa lebih penting dalam koalisi ini. Dia menekankan 'Koalisi Perubahan' yang bakal digagas Demokrat dan PKS itu harus terbangun relasi yang setara.
"Yang terpenting begini deh, jangan ada orang yang merasa dirinya lebih penting dalam koalisi ini. Koalisi ini kan kita bangun setara, setara dalam berpikir, setara dalam mengungkapkan pendapat. Kalau seperti itu kan saya pikir membungkam mulut orang lain kalau begitu cara berpikirnya," kata dia.
(maa/gbr)