Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) memberi saran calon pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 itu orang yang berpengalaman dalam membantu presiden, bukan yang populer. Namun, tak semua orang sependapat dengan Jusuf Kalla.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyebut cawapres pilihan Anies harus populer. Karena figur cawapres harus bisa menderek elektabilitas capres.
"Cawapres Anies nantinya harus yang populer dan jago kampanye. Itupun kalau ada," ujar Adi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adi menambahkan usulan Jusuf Kalla masuk akal untuk kebutuhan kinerja setelah terpilih dan menang pemilu. Namun, untuk menang pemilu, butuh cawapres yang populer juga.
"Tapi untuk kepentingan menang pemilu, usul JK bisa blunder dan bumerang. Karena Anies butuh cawapres yang bisa menderek elektabilitas. Bukan sebaliknya cawapres yang justru jadi beban elektoral," tegas Adi.
Adi lalu menyinggung ketika SBY memilih Boediono di detik-detik akhir Pemilu. Menurut Adi, hal tersebut beda konteks dengan kondisi Anies saat ini.
Pasalnya, saat itu elektabilitas SBY menjulang ke langit melampaui angka psikologis kemenangan. Jadi, SBY bisa sesuka hati cari pendampingnya.
"Atau ketika Jokowi pinang Ma'ruf Amin tentu untuk kebutuhan elektoral menang pemilu. Terutama mengonsolidasi basis Nahdliyin. Malah kinerja Ma'ruf Amin banyak dikritik karena tak maksimal," tutur Adi.
Saran JK
Diberitakan sebelumnya, JK memberikan saran ke Anies terkait kriteria Cawapres. Menurutnya, cawapres tak harus populer, tapi berpengalaman.
"Wakil itu pertama dinilai pertama bukan popularitas tapi dinilai bagaimana dia pengalaman membantu presiden. Coba lihat semuanya," kata JK di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022).
Dia mencontohkan sosok Wakil Presiden ke-11, Boediono dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Menurutnya, kedua sosok tersebut mampu bekerja dengan baik dalam membantu presiden tanpa sekalipun berkampanye.
"(Contoh) saya dua kali wapres, Pak Boediono, Pak Kiai (Ma'ruf) pernah kampanye nggak? Nggak pernah. Harus tadi, harus bekerja dengan baik. Sehingga dilihat ini, harus menilai bisa bekerja sama atau bisa membantu," ucapnya.
Simak Video 'Pak Luhut Mau Nggak Jadi Cawapres Anies? Ini Jawabannya':