Rencana Koalisi NasDem Dinilai Bisa Bubar Jika PKS-PD Ngotot Usung Jagoan

Rencana Koalisi NasDem Dinilai Bisa Bubar Jika PKS-PD Ngotot Usung Jagoan

Farih Maulana Sidik - detikNews
Rabu, 26 Okt 2022 06:20 WIB
Suasana acara makan bersama oleh tim kecil bentukkan NasDem, Demokrat, PKS di kediaman Anies Baswedan, Selasa (25/10/2022). (dok. Istimewa)
Foto: Suasana acara makan bersama oleh tim kecil bentukkan NasDem, Demokrat, PKS di kediaman Anies Baswedan, Selasa (25/10/2022). (dok. Istimewa)
Jakarta -

Nama Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan atau Aher mencuat sebagai figur yang digadang-gadang bakal mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. Rencana koalisi Partai Demokrat, PKS dan Partai NasDem dinilai terancam bubar jika Demokrat dan PKS ngotot mengusung jagoannya masing-masing.

Hal tersebut diungkap oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno. Awalnya, dia menyebut salah satu tantangan terbesar rencana adalah deadlock karena semua partai ngotot ingin memajukan calon masing-masing.

"PKS dan Demokrat tentu rasional menyodorkan elite mereka berpasangan dengan Anies yang diusung NasDem. Secara umum ketiga partai ini saling mengunci dan saling membutuhkan," kata Adi kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi PrayitnoDirektur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno Foto: Nahda/detikcom

Adi mengatakan dari segi hasil pileg 2019, ketiga partai itu tidak ada yang dominan yakni NasDem 59 kursi, Demokrat 54 kursi, dan PKS 50 kursi. Menurutnya, jika salah satu dari 3 partai ini lepas, maka pencalonan Anies sebagai capres 2024 bisa gagal karena tak memenuhi ambang batas presiden.

"Tak heran kalau PKS mematok harga mati Aher sebagai pasangan Anies. Begitupun Demokrat yang harga mati AHY cawapres Anies," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian Adi membeberkan dua hal yang menjadi faktor Demokrat dan PKS sama-sama memunculkan jagoannya untuk menjadi pendamping Anies. Pertama, kata dia, Demokrat dan PKS cukup paham bahwa Anies tak bisa maju jika salah satu dari partai ini angkat kaki. Kedua, tentunya PKS dan Demokrat berburu efek ekor jas.

"Jika PKS tak bisa ajukan Aher dan Demokrat tak bisa ajukan AHY yang untung banyak NasDem tentunya. Pemilih PKS dan Demokrat bisa bedol desa hijrah ke NasDem," ujarnya.

"Jika semua partai ngotot usung jagoan mereka masing-masing rencana koalisi ini bisa bubar jalan. Harus ada kompromi antar 3 partai membentuk poros. Harus ada yang mengalah, mundur selangkah," tambahnya.

PKS Usulkan Aher

Untuk diketahui, Anies Baswedan diberi kebebasan oleh partai pengusungnya, NasDem, untuk memilih sendiri cawapres pendampingnya di 2024. Tak cuma AHY, belakangan PKS mendorong kader internalnya Ahmad Heryawan atau Aher mendampingi Anies Baswedan.

PKS sendiri, lewat juru bicaranya M Kholid, membeberkan bahwa nama Aher muncul dari internal partai. Kholid menyebutkan nama cawapres yang bakal diusulkan mulanya ada lima nama yakni Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Iwan Prayitno, Ahmad Syaikhu, dan M Sohibul Iman.

Dari lima nama itu, lanjutnya, kemudian mengerucut menjadi satu nama. Kholid menuturkan nama Aher dipertimbangkan Majelis Syura untuk diusulkan ke bakal poros koalisi.

"Dari lima ini kita komunikasikan. Lima kan kebanyakan tuh, lalu dikomunikasikan kalau dibuat mengerucut dari internal kita kalau diminta satu orang dari PKS, pimpinan mengerucut kepada Ahmad Heryawan sebagai salah satu kandidat yang kita usulkan," kata Kholid kepada wartawan usai mengisi acara KedaiKOPI, Minggu (23/10).

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Simak Video: Anies Rapat Bareng NasDem-PKS-Demokrat Bahas Cawapres

[Gambas:Video 20detik]






Hide Ads