Lama tidak muncul, Wanda Hamidah kini membawa kabar baru. Wanda Hamidah memutuskan keluar dari Partai NasDem dan pindah ke Golkar.
Wanda Hamidah telah dikukuhkan jadi kader Golkar dalam acara "Konsolidasi Nasional dan Bimtek Fraksi Partai Golkar se-Indonesia" yang bertempat di Hall C, Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/202). Wanda Hamidah naik ke panggung acara Golkar.
Wanda Hamidah resmi mendapatkan kartu tanda anggota (KTA) Golkar serta diberikan rompi. Yang memberikan adalah Ahmed Zaki, Ketua Golkar DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Wanda Hamidah Resmi Gabung Golkar |
Wanda Hamidah menerima pinangan Partai Golkar. Dia mengatakan keputusannya itu telah dilalui dalam proses panjang.
"Saya ingin menjadi wakil rakyat yang adil demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Basmalah, melalui proses yang panjang dan matang-matang, saya pikirkan saya memutuskan untuk menerima pinangan Partai Golkar," kata Wanda Hamidah.
![]() |
Alasan Wanda Hamidah Pindah ke Golkar
Wanda Hamidah menjelaskan alasannya pindah ke Partai Golkar. Dia ingin memperjuangkan keadilan bagi rakyatnya.
"Saya, ingin berada di partai yang memperjuangkan keadilan bagi rakyatnya, bukan menzalimi rakyatnya," kata Wanda.
Dia menyebut ingin menjadi anggota partai yang memiliki visi dan misi yang sama. Keputusan tersebut, lanjut Wanda, sudah dipikirkan dengan matang.
"Saya memutuskan untuk menerima pinangan Partai Golkar. Menjadi anggota Partai Golkar, menjadi anggota Partai Golkar terutama untuk DPD Golkar Jakarta," ungkapnya.
Bagaimana jejak politik Wanda Hamidah sebelum gabung ke Golkar? simak di halaman berikut
Simak Video: Sebelum Jadi Kader Golkar, Wanda Hamidah Sempat 'Dilamar' Partai Lain
Jejak Politik Wanda Hamidah
Wanda Hamidah lahir di Jakarta, 21 September 1977, menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti angkatan tahun 2000. Pada tahun 2009 menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN.
Saat menjabat anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PAN, Wanda Hamidah berniat maju jadi gubernur DKI Jakarta. Wanda Hamidah ingin menjadi gubernur perempuan pertama di Jakarta.
"Itu inisiatif pribadi (maju menjadi gubernur). Saya sudah aktif di komisi dari 2009, melihat dukungan aspirasi dari masyarakat, saya turun langsung tiap hari bertemu sama mereka. Partai juga mendorong, kenapa tidak? 13 Tahun saya di politik, saya memang disiapkan jadi pemimpin," kata Wanda Hamidah di Pasific Place, Jakarta, Sabtu (22/10/2011).
"Kalau Anda lihat, berapa perbandingan pelaku koruptor antara perempuan dan laki-laki. Perempuan lebih takut, lebih khawatir. Perempuan juga di balik kelembutannya paling bisa mengatakan tidak pada praktik kotor," tuturnya.
Masih menjadi kader PAN, Wanda Hamidah mendukung paslon capres-cawapres Jokowi-JK pada 2014. Sementara pada Pilpres 2014, PAN mendukung palson Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Masih di tahun 2014, Wanda Hamidah dipecat oleh PAN, surat pemberhentian dari PAN diunggah Wanda di akun media sosialnya. Pemberhentian itu dilakukan karena Pilpres 2014, Wanda mendukung Jokowi-JK.
"Saya sudah menerima surat pemberhentian secara tetap sebagai anggota PAN, ditandatangani 30 Agustus," ujar Wanda saat jumpa pers di Resto Daoen Sirih, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014).
Wanda Hamidah kemudian diketahui masuk Partai NasDem dan sempat menjabat Ketua DPW Partai NasDem DKI Jakarta. Wanda kemudian maju sebagai caleg DPR RI dari Partai NasDem pada Pemilu 2019 dari dapil DKI Jakarta, namun gagal.
"Nah, di tahun ini, kekalahan ini sih menjadi evaluasi buat saya secara pribadi untuk mengatur strategi lebih baik lagi ke depan. Saya biasa kalah kok, kemarin tahun 99 saya dukung Amien Rais kalah juga saya legowo, gitu," kata Wanda pada tahun 2019.
Tiga tahun kemudian Wanda Hamidah kembali pindah partai. Kini dia tercatat sebagai kader Golkar.
(eva/dek)