PDI Perjuangan (PDIP) menepis bahwa pertemuan Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Batu Tulis, Bogor, berkaitan dengan manuver Partai NasDem. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pertemuan Megawati dan Jokowi itu sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum deklarasi pencapresan Anies Baswedan.
"Pertemuan kemarin tidak ada kaitannya dengan deklarasi Partai Nasdem," kata Hasto di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
"Karena, dengar-dengar kan dulu deklarasinya 10 November? Maka pertemuan harusnya sebelum deklarasi. Ternyata ada tiba-tiba faktor x yang buat deklarasi tanggal 3 Kemarin," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto menegaskan pertemuan Megawati dan Jokowi itu merupakan pertemuan berkala. Batu Tulis dipilih lantaran diperlukan suasana yang kontemplatif.
"Jadi nggak ada kaitan. Memang sudah direncanakan secara periodik, Bu Mega dengan Pak Jokowi di Istana Merdeka, Bogor, dan karena kemarin diperlukan suasana kontemplatif, maka di Batu Tulis," tutur Hasto.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan isi pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Batu Tulis, Bogor. Dalam pertemuan itu, Megawati dan Jokowi bertemu selama 2 jam.
Sebagai informasi, Istana Batu Tulis kerap dianggap spesial lantaran banyak keputusan penting diambil Megawati ketika bertemu di sana. Tercatat setidaknya pertemuan di Batu Tulis sudah terjadi 6 kali. Megawati 5 kali bertemu dengan Jokowi dan 1 kali bertemu dengan Prabowo Subianto.
Menurut Hasto, Megawati dan Jokowi membicarakan beberapa hal mulai dari krisis pangan hingga persoalan Pemilu 2024. Pada pertemuan tersebut, Megawati bahkan menyuguhkan makanan sendiri ke Jokowi.
"Makanan secara khusus dipersiapkan oleh Ibu Megawati berupa jagung, kacang Bogor, pisang rebus, talas, dan nasi uduk. Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri penuh dengan semangat kerakyatan," ujar Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/10/2022).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menurut Hasto, Megawati sejak Maret 2020 menginstruksikan untuk menanam 10 tanaman pendamping beras. Ia menilai apa yang dicanangkan Megawati itu kini terbukti karena dunia tengah mengalami krisis pangan.
"Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2,5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Karena itulah Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras secara khusus ke Pak Jokowi agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan," kata Hasto.
Hasto menyebut, dalam pertemuan tersebut, Megawati dan Jokowi membahas langkah-langkah penting dalam menghadapi krisis pangan dan ekonomi dunia. Megawati pun membagi pengalaman kepada Jokowi dalam menuntaskan krisis.
"Ibu Mega memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan, dan beliau membagi pengalaman lengkap menuntaskan krisis multidimensional. Saat itu seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis," tuturnya.
Baca juga: Dialog 2 Jam Megawati-Jokowi di Batu Tulis |
Di sisi lain, Jokowi menurut Hasto juga menegaskan keseriusan pemerintah dalam menangani tantangan ekonomi dan berbagai krisis.
"Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik," ujar Hasto.
Hasto menambahkan, hal-hal terkait agenda Pemilu 2024 juga tidak luput dibahas dalam pertemuan Megawati dan Jokowi itu. Termasuk agar Pemilu 2024 menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Megawati, Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan.
(mae/mae)