Hensat: Tabloid Anies Bukan Curi Start Kampanye Pilpres

Hensat: Tabloid Anies Bukan Curi Start Kampanye Pilpres

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Kamis, 22 Sep 2022 05:41 WIB
Tabloid Anies Baswedan disebar di Malang
Tabloid Anies Baswedan (Foto: Muhammad Aminudin)
Jakarta -

Santer jadi perbincangan saat sejumlah tabloid kesuksesan Gubernur DKI Anies Baswedan disebar di sebuah masjid di Kota Malang, Jawa Timur. Apakah 'promosi' Anies lewat tabloid yang disebar di tempat ibadah ini menandakan 'curi start' pilpres?

Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio atau Hensat menilai diseminasi informasi soal Anies melalui tabloid tak termasuk upaya curi start Pilpres 2024. Hensat menilai ihwal ini tak ubahnya dengan apa yang dilakukan figur-figur potensial capres lainnya melalui media sosial.

"Menurut saya ini bukan mencuri start-lah. Ini inisiatif pendukung aja dan itu banyak dilakukan. Ini kan kebetulan lewat tabloid. Pendukung-pendukung calon presiden yang lain kan juga banyak melakukan itu tapi lewat medsos kan jadi nggak ada bedanya sebetulnya," kata Hensat saat dihubungi, Rabu (21/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hensat menilai tabloid berisi kesuksesan Anies tak perlu dipersoalkan karena tak ada upaya menyerang sosok seseorang.

"Menurut saya wajar-wajar saja selama kontennya itu tidak menyerang orang lain dan yang saya tahu konten itu tidak menjelek-jelekkan orang lain, tidak melakukan black campaign kepada yang lain," katanya.

ADVERTISEMENT

Terkait tabloid itu disebarkan di masjid, menurut Hensat hal itu tak perlu jadi polemik. Dia juga tak sepakat jika penyebaran tabloid itu dikaitkan dengan isu politik identitas.

"Memang apa yang salah dengan menyebarkan informasi di masjid? Kan nggak salah juga. Terus kemudian tuduhan bahwa menyebarkan tabloid Anies di rumah ibadah itu politik identitas, masa iya?" lanjutnya.

Hensat melihat penyebaran tabloid pro-Anies itu pun tak dijalankan secara masif. Menurutnya, penyebarannya relatif terbatas tetapi ramai diperbincangkan di media sosial.

"Dan kemudian, peredarannya kelihatannya masih terbatas, ini kan ramai aja di media sosial. Kita nggak tahu siapa yang bikin," katanya.

Lebih lanjut, Hensat mengingatkan agar hal ini tak serta-merta dianggap sebagai hal negatif dalam konteks menjelang pesta demokrasi. Hensat pun sangsi dengan pihak yang mengaitkan tabloid ini dengan isu politik identitas.

"Jadi jangan kemudian hal-hal ini dianggap sebagai sebuah hal negatif apalagi saya baca di medsos yang pertama menginformasikan ini menganggap dimulainya kampanye politik identitas. Lho, gimana? Tentang politik identitas aja nggak ngerti," katanya.

Hensat menganggap pihak penyebar informasi soal tabloid Anies perlu memberikan klarifikasi. Hensat mengingatkan agar pihak tersebut tak serampangan dalam menyebarkan informasi sehingga memancing banyak spekulasi di publik.

"Jadi hal-hal ini sebetulnya justru harus segera diklarifikasi oleh orang yang menyebarkan informasi ini," ujar dia.

"Jangan kemudian disebarkan tanpa informasi yang lengkap sehingga membuat banyak spekulasi dan persepsi publik terhadap tabloid itu," imbuhnya.

Simak selengkapnya pada halaman berikut.

Saksikan Video 'Soal Tabloid Anies Baswedan di Malang yang Bikin Heboh':

[Gambas:Video 20detik]



Tentang Tabloid Kesuksesan Anies

Tabloid berisi kesuksesan Anies Baswedan disebar di Masjid Al Amin, Kota Malang, Jawa Timur. Gerakan Arek Suroboyo Spontan (GASS) menilai penyebaran tabloid itu tak melanggar hukum.

"Apakah itu disebar atau dibawa dari luar saat salat Jumat, setelah itu tabloidnya ketinggalan itu bisa saja terjadi. Tapi secara hukum tidak salah ya, secara hukum formal," kata Ketua GASS, Herry Cahya Putra, seperti dilansir detikJatim, Selasa (20/9).

"Apa yang salah? Itu tabloid ya biasa-biasa saja, tidak ada ujaran kebencian, toh tidak ada ajakan kesesatan atau menyesatkan. Apa permasalahannya? Biasa aja," lanjutnya.

Herry mengatakan tabloid tersebut berisi tentang keberhasilan Anies Baswedan membangun DKI Jakarta dan pernah menjadi menteri semasa kepemimpinan Jokowi di periode pertama. Ia menduga tabloid itu sengaja disebarkan oleh oknum atau partai yang menguasai wilayah Malang.

Terkait siapa yang menyebarkan tabloid tersebut, Herry memastikan bahwa relawan GASS tidak ikut campur.

"Kami tidak tahu siapa yang menyebarkan di masjid, tidak ada instruksi dari siapapun. Tabloid ini memang sudah di mana-mana, banyak yang baca dan megang," ungkap Herry.

(fca/lir)



Hide Ads