Balas SBY, Hasto Sebut Kenaikan Suara Demokrat di Pemilu 2009 Anomali

Balas SBY, Hasto Sebut Kenaikan Suara Demokrat di Pemilu 2009 Anomali

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Minggu, 18 Sep 2022 17:32 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Foto: Hasto Kristiyanto. (dok. Istimewa)
Jakarta -

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membalas pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membeberkan adanya tanda-tanda Pemilu 2024 akan berlangsung secara tidak jujur dan tidak adil. Hasto membeberkan adanya kecurangan pada Pemilu 2009 lalu.

Hasto mengatakan adanya upaya mencurangi Pemilu 2009 secara masif. Menurutnya, Demokrat mengalami kenaikan elektoral hingga 300% yang dianggap tak normal.

"Ini adalah kecurangan masif. Jadi parpol pada saat itu cenderung bertransformasi menjadi partai elektoral, fungsi parpol direduksi hanya menjadi mesin pemenangan pemilu. Di Indonesia terjadi global reproduction of American politic, melalui liberalisasi politik dan ekonomi pascakrisis moneter tahun 1997. Partai Demokrat adalah contoh terhadap kehadiran partai elektoral tersebut," kata Hasto saat konferensi pers daring, Minggu (18/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah sistem multipartai seperti Indonesia yang sangat kompleks dengan intensitas persaingan yang sangat tinggi, sebenarnya tidak memungkinkan bagi parpol seperti Partai Demokrat untuk mengalami kenaikan 300 persen pada Pemilu 2009 lalu. Ini adalah suatu anomali di dalam pemilu," imbuhnya.

Hasto kemudian menyebut soal modal pemenangan Demokrat di Pemilu 2009 bersumber dari Bank Century. Menurut Hasto, Associate Professor Australian National University (ANU) Marcus Mietzner pernah mengkaji meroketnya elektoral Demokrat pada 2009.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah skenario untuk menangnya. Ini sumber dana diduga dari Century. Kita masih ingat, bagaimana pembobolan Bank Century tersebut, kemudian menciptakan manipulasi bandwagon dengan intervensi dan macam-macam," sebutnya.

"Pertama state budget. Ini meniru strategi taksinisasi, di mana pada bulan Juli 2008 sampai Februari 2009 digunakan USD 2 miliar untuk elektoral, sehingga menurut Marcus Mietzner, elektoral Demokrat dan Pak SBY terjadi sky rocketing. Ini kajian akademis," sambung Hasto.

Hasto juga menyinggung sistem pemilu tanpa nomor urut. Ia menyebut strategi pemenangan pemilu Demokrat dilakukan dengan memadukan jurus pemenangan model dari sejumlah negara.

"Kemudian sistem pemilu tanpa nomor urut. Ini ada dalil dari Afrika, semakin kompleks pemilu, semakin mudah dimanipulasi," katanya.

"Ada juga bandwagon effect melalui survei dan pencitraan. Ada pula penggunaan instrumen negara. Ini kan model Amerika. Penyusupan agen partai ke KPU, oknum aparatur negara, ini model Afrika. Buktinya kan seperti Pak Anas Urbaningrum, Ibu Andi Nurpati yang kemudian direkrut ke Partai Demokrat," lanjut dia.

Bahkan, Hasto menuding ada manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) saat Pemilu 2009. "Kemudian manipulasi daftar pemilih, itu luar biasa. Ini juga zaman Pak SBY. Di mana, di zaman Pak Harto saja, tak pernah melakukan manipulasi DPT. Ini DPT dimanipulasi secara masif," ujarnya.

Hasto mengklaim memegang data-data dan akademis terkait manipulasi di Pemilu 2009 yang dibeberkan. Karena itu, Hasto mempertanyakan pernyataan SBY yang menyebut ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa berjalan tidak jujur dan tidak adil.

"Jadi ini ada data-datanya semua, dan ini kan yang tidak dilakukan oleh Presiden Jokowi. Kemudian bagaimana Pak SBY bisa mengatakan kalau Pak Jokowi itu batil, Pak Jokowi itu jahat, merencanakan kecurangan pemilu?" ujar dia.

Hasto merasa perlu merespons pernyataan SBY soal tanda-tanda Pemilu 2024 bisa berjalan tidak jujur dan tidak adil. Sebab, sebut dia, SBY menyampaikan soal dugaan itu di forum resmi, yakni rapat pimpinan nasional (rapimnas) Demokrat, yang mestinya diisi dengan informasi-informasi yang valid.

"Kenapa saya perlu menanggapi itu? Karena apa yang disampaikan oleh Bapak SBY dilakukan di depan forum resmi rapat pimpinan nasional Partai Demokrat. Bagi kami, rapat pimpinan nasional suatu partai harus didasarkan pada politik kebenaran, bukan didasarkan pada fitnah, pada ambisi, atau berbagai informasi yang tidak tepat," katanya.

"Sehingga, kecurigaan yang berlebihan tentu saja tidak kondusif di dalam iklim politik nasional kita. Apalagi disampaikan oleh Bapak SBY dalam forum resmi, rapat pimpinan nasional Partai Demokrat tersebut," imbuh dia.

Pernyataan SBY soal dugaan Pemilu 2024 diatur hanya untuk 2 paslon di halaman berikutnya.

Tonton juga Video: SBY Khawatir Pemilu 2024 Tak Jujur, PKS: Peringatan Buat Semua

[Gambas:Video 20detik]







Hide Ads