Relawan Prawi dideklarasikan di sebuah rumah makan di Jl Ampera, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2022) siang ini. Mereka menolak ide 3 periode Jokowi sebagai presiden ataupun perpanjangan masa jabatan presiden.
"Keberhasilan Jokowi membuat sebagian masyarakat menginginkan lagi Jokowi memimpin negeri ini. Ada yang mengusulkan 3 periode dan mengusulkan perpanjang masa jabatan, namun sebagaimana kita ketahui usulan 3 periode sangat melanggar konstitusi dan ini sama saja menyuruh Presiden Jokowi untuk melanggar konstitusi, walaupun dengan solusi ubah UU, tetap saja akan menguras energi politik yang berakibat perpecahan di kalangan masyarakat, dan ini patut kita hindari," kata Koordinator Prawi, Achmad Fadjriansyah, kepada wartawan.
Prawi mengklaim sudah berkomunikasi dengan sejumlah komunitas soal Jokowi, di antaranya komunitas game, seni, digital, ilustrator, dan sejumlah komunitas lainnya. Diskusi-diskusi yang dijalani Prawi memunculkan gagasan agar Jokowi melanjutkan kepemimpinan sebagai calon wakil presiden.
"Tentu ini tidak melanggar konstitusi, juga menjadi solusi terbaik dan mengakomodir mayoritas masyarakat yang masih menginginkan Pak Jokowi melanjutkan memimpin negeri ini sekali lagi, sehingga salah satu cita-cita kita bersama memiliki Ibu Kota Negara yang baru akan terwujud, pembangunan merata Indonesia di luar Pulau Jawa makin progresif dan yang pasti kepemimpinannya membawa Indonesia akan lebih maju lagi," ujar Achmad.
Setelah sepakat Jokowi menjadi calon wakil presiden di Pemilu 2024, Prawi lalu mencari sosok pasangannya. Lalu disepakati lah sosok yang cocok adalah Prabowo Subianto.
"Kami melihat sosok tokoh yang cocok dengan Pak Jokowi adalah Pak Prabowo untuk menjadi Presidennya. Kita bisa lihat kelegawaan Pak Prabowo yang mau menjadi menteri di kabinet Pak Jokowi setelah bertarung habis-habisan menjadi pesaing di Pilpres 2019, namun demi melihat kepentingan bersama Pak Prabowo mau menjadi Pembantu Presiden sebagai Kemenhan. Ini sikap yang tidak mudah dan patut dicontoh bagi masyarakat Indonesia sebagai pembelajaran politik yang luar biasa," ujarnya. (tor/gbr)