Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menuturkan pihaknya mendengar ada upaya menjegal koalisi yang mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 nanti. NasDem tidak merasa ada koalisi yang dijegal mendukung Anies.
"Sampai saat ini kita melihat tidak ada upaya-upaya untuk melakukan jegal menjegal. Menurut saya, NasDem sampai saat ini tetap membangun komunikasi politik," kata Waketum NasDem, Ahmad Ali saat dihubungi, Minggu (28/8/2022).
Ali menilai terbentuknya suatu koalisi parpol merupakan atas kesepakatan pimpinan parpol terkait. Dia mengatakan seandainya tidak ada koalisi yang terbentuk, bukan berarti ada penjegalan atau tekanan pihak eksternal, bisa saja karena antar parpol tidak sepaham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kembali kepada dugaan Arief, sebenarnya upaya untuk membentuk koalisi atau mencapreskan seseorang tidak berasal dari luar partai. Kan yang menentukan siapa berkoalisi dengan siapa itu kan ketua partai. Jadi kalau kemudian terjadi kesamaan, pandangan, prinsip satu partai dengan partai lain akan terjadi koalisi yang kemudian tidak terjadi kesepahaman, tidak terjadi koalisi misalnya itu bukan dari eksternal tapi dari internal sendiri kan," ujarnya.
Ali mengatakan NasDem kini masih membangun kesamaan pandangan dengan parpol lainnya untuk dapat membentuk koalisi. Hingga saat ini kata Ali, NasDem paling intens melakukan komunikasi dengan Demokrat dan PKS, namun belum membentuk koalisi.
"Makanya NasDem kita sedang membangun kesamaan pandangan dan lain-lain supaya kalau persamaan-persamaan persepsi ini sudah terbangun, ke tahapan berikutnya kan. Dari sekian banyak partai, NasDem , Demokrat, PKS itu lebih intens melakukan komunikasi. Apakah kemudian sudah berkoalisi, belum. Terbuka peluang dengan partai-partai lain," imbuhnya.
Simak video 'Survei Capres Anies-Ganjar Tinggi, Zulhas: Keputusan di Parpol':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.