Partai Demokrat (PD) mengapresiasi capaian tingkat elektabilitas yang terus bersaing ketat dengan Partai Golkar berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei. Hasil tersebut dinilai berkat kepemimpinan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kami mengapresiasi dan bersyukur atas hasil dari berbagai lembaga survei yang terus memotret tren kenaikan elektabilitas Partai Demokrat. Tak hanya berhasil menghantarkan kembali Partai Demokrat ke dalam barisan partai papan atas, capaian pada survei ini juga menunjukkan Partai Demokrat telah rebound melampaui perolehan pada Pemilu 2019 dan 2014 yang lalu," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani saat dihubungi, Kamis (11/8/2022).
Kamhar mengatakan tren elektabilitas itu kian menguatkan optimisme kader untuk terus berikhtiar mewujudkan kemenangan di Pemilu 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kian Ketat Persaingan Golkar dan Demokrat |
"Ini tentunya semakin membangkitkan dan menguatkan optimisme kader untuk terus berikhtiar menjaga tren kenaikan ini dan mewujudkan sukses Pemilu 2024, baik itu sukses pileg, sukses pilpres maupun sukses pilkada," lanjutnyaz
Kamhar kemudian menjabarkan dua faktor yang dinilai menjadi pengerek elektabilitas parpolnya. Secara internal, kata Kamhar, kenaikan elektabilitas itu menunjukkan efektifitas kepemimpinan AHY.
"Secara garis besar sistem penjelas dari kenaikan elektabilitas ini bisa dilihat dari dua aspek yaitu faktor internal yang menunjukkan efektifitas kepemimpinan Mas Ketum AHY dalam menjaga soliditas kader dan kepiawaian Mas Ketum AHY dalam memimpin dan mengorkestrasi seluruh sumber daya partai," katanya.
"Ketepatan narasi dan aksi yang dikemas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Mas Ketum AHY yang menjadi kunci," imbuhnya.
Sementara, pada faktor eksternal, Kamhar menyebut kenaikan elektabilitas Demokrat berbanding lurus dengan ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah. Menurutnya, semakin tinggi tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah, semakin tinggi pula insentif elektoral yang diperoleh Demokrat.
"Sementara pada faktor eksternal, kenaikan elektabilitas Partai Demokrat berbanding lurus dengan tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah," ujar dia.
Kamhar menilai rakyat semakin sadar soal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia kemudian menyinggung kenaikan harga BBM dan harga sembako yang melambung tinggi saat pemerintahan Jokowi.
"Rakyat semakin sadar bahwa pemerintahan Pak Jokowi hanya meroket dalam hal mengumbar janji namun minus dalam bukti. Harga sembako melambung tinggi, kenaikan BBM, tarif dasar listrik dan sebagainya yang terus memukul daya beli rakyat," ujarnya.
Simak juga 'Demokrat Resmi Daftar Pemilu 2024, AHY Targetkan Raih 15% Suara':
Demokrat-Golkar Bersaing Ketat
Kekuatan partai politik Tanah Air menjelang 2024 terekam dalam hasil sejumlah lembaga survei. Partai Golkar dan Partai Demokrat terus bersaing ketat.
Partai Golkar merupakan pemilik kursi terbesar kedua di parlemen dengan 85 kursi. Mereka meraup lebih dari 17 juta suara di Pemilu 2019. Sedangkan Demokrat mempunyai 54 kursi atau 10 juta lebih suara di Pemilu 2019.
Dalam catatan pemberitaan detikcom, Kamis (11/8), Golkar dan Demokrat kini salip-salipan di sejumlah hasil lembaga survei. Kadang Golkar di atas, kadang juga Partai Demokrat yang unggul dari si kuning.
Survei IPS
PDIP: 22,3%
Gerindra: 17,8%
Golkar: 10,9%
Demokrat: 10,8%
PKS: 6,8%
PKB: 6,7%
NasDem: 3,6%
Perindo: 3,5%
PAN: 2,8%
PPP: 1,9%
PSI: 1,1%
Hanura: 0,5%
Gelora: 0,4%
Ummat: 0,4%
PBB: 0,2%
Partai lainnya: 1,2%
Undecided: 9,1%
Survei LSN
PDIP 22,2%
Gerindra 16,4%
Demokrat 11,1%
Golkar 10,1%
PKS 6,9%
PKB 6,7%
NasDem 3,6%
Perindo 3,4%
PAN 2,6%
PPP 1,9%
PSI 0,9%
Hanura 0,5%
Gelora 0,4%
Partai Ummat 0,4%
PBB 0,2%